6. Iklim
Iklim merupakan sebuah kondisi ataupun keadaan hawa pada wilayah tertentu dalam periode waktu yang cukup lama. Iklim sendiri bisa terbentuk sebagai akibat interaksi dari berbagai komponen abiotik lainnya, seperti misalnya udara, air, suhu, curah hujan, cahaya matahari, kelembaban, dan lain sebagainya. Iklim bisa berpengaruh pada sebaran organisme di seluruh muka bumi ini. Selain itu, iklim juga mempunyai hubungan yang erat dengan kesuburan tanah dan kelangsungan hidup tumbuhan.
7. Garam Mineral
Garam mineral merupakan senyawa yang berada di dalam tanah. Adapun fungsi dari garam mineral ini adalah untuk membantu proses metabolisme dan pertumbuhan dari suatu organisme.
8. Derajat Keasaman atau pH
pH adalah ukuran tingkat keasaman atau basa pada suatu benda yang bisa diukur dengan menggunakan skala 0-4. Misalnya saja, nilai pH tanah yang sangat cocok untuk ditanami tumbuhan yakni memiliki nilai pH berkisar antara 5,8 sampai 7,2. Kadar pH yang baik juga bisa dipengaruhi oleh penggunaan pupuk, aktivitas akar tanaman, curah hujan, dan penguraian mineral yang berada di dalam tanah.
9. Bebatuan dan Tanah
Komponen abiotik berupa bebatuan dan tanah juga memiliki peran yang cukup penting dalam persebaran organisme dengan struktur fisik, pH, dan kandungan mineral yang bervariasi di dalamnya. Bebatuan dan juga tanah tidak bisa terpisahkan, bebatuan tanpa adanya tanah tidak akan bisa ditempati oleh makhluk hidup, begitu juga sebaliknya. Selain itu, jenis tanah, tekstur atau komposisi partikel tanah, derajat keasaman, dan kandungan garam mineral bisa mempengaruhi kualitas dari tanah tersebut.
10. Topografi
Topografi merupakan tata letak suatu tempat dan dilihat dari garis bujur serta garis lintang. Perbedaan pada topografi ini juga dapat menjadi pengaruh untuk kelembaban, tekanan udara, cahaya matahari, dan juga suhu udara di suatu tempat. Selain itu, topografi juga bisa menggambarkan pendistribusian suatu organisme.
Contoh dalam Ekosistem
Ekosistem apa pun, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya, mengandung faktor biotik dan abiotik. Misalnya, tanaman hias yang tumbuh di ambang jendela dapat dianggap sebagai ekosistem kecil. Faktor biotik meliputi tanaman, bakteri di dalam tanah, dan perawatan yang dilakukan seseorang untuk menjaga tanaman tetap hidup. Faktor abiotik meliputi cahaya, air, udara, suhu, tanah, dan pot. Seorang ahli ekologi dapat mencari faktor pembatas tanaman, misalnya ukuran pot, jumlah sinar matahari yang tersedia untuk tanaman, unsur hara dalam tanah, penyakit tanaman, atau faktor lainnya.Dalam ekosistem yang lebih besar, seperti seluruh biosfer bumi, penghitungan seluruh faktor biotik dan abiotik menjadi sangat kompleks.