Mohon tunggu...
said adibnashrullah
said adibnashrullah Mohon Tunggu... pelajar sekolah

sedang belajar menulis,dan suka dengan topik pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila sebagai Pilar Ketahanan Ideologi di era Globalisasi

2 Juli 2025   18:54 Diperbarui: 2 Juli 2025   18:54 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di tengah derasnya arus globalisasi dan penetrasi ideologi asing seperti liberalisme, radikalisme, dan individualisme digital, Indonesia dihadapkan pada tantangan serius dalam menjaga jati diri kebangsaan. Pancasila, yang telah ditetapkan sebagai dasar negara sejak 18 Agustus 1945, hadir bukan hanya sebagai simbol historis, tetapi juga sebagai fondasi ideologis yang dinamis dan terbuka.

Sebagai ideologi negara, Pancasila bersifat realistis, fleksibel, dan inklusif. Ia tidak kaku seperti ideologi tertutup, melainkan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Lima sila dalam Pancasila memuat nilai-nilai universal seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial, yang tetap relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, tantangan tidak sedikit. Survei BPIP (2023) mengungkapkan bahwa hanya 45% generasi Z memahami makna Pancasila secara mendalam. Sementara itu, penyebaran konten intoleran di media sosial meningkat, memperkuat ancaman terhadap nilai persatuan dan toleransi. Misinterpretasi terhadap sila pertama juga kerap memicu konflik berbasis agama, seperti penolakan rumah ibadah di berbagai daerah.

Menghadapi tantangan ini, diperlukan kajian Pancasila yang lebih kontekstual, progresif, dan menyentuh isu-isu kekinian. Pendidikan Pancasila harus diperbarui dengan pendekatan berbasis proyek, diskusi isu aktual, dan media digital. Kampanye seperti "Pancasila untuk Milenial" dan program Moderasi Beragama menjadi contoh baik integrasi nilai-nilai Pancasila ke dalam praktik sosial.

Di sektor kebijakan, implementasi nilai Pancasila juga terbukti melalui program Dana Desa, Kartu Prakerja, dan perlindungan pekerja migran, yang mencerminkan sila keadilan sosial dan kemanusiaan. Semua ini menunjukkan bahwa Pancasila bukan hanya teori, tetapi juga pedoman praktis yang mampu membentuk kebijakan inklusif dan berkeadilan.

Dalam dunia yang semakin kompleks dan terfragmentasi, Pancasila tetap menjadi jangkar ideologis bangsa Indonesia. Bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi sebagai peta jalan masa depan yang menjunjung persatuan dalam keberagaman, keadilan dalam pembangunan, serta kemanusiaan dalam kehidupan bernegara. Dengan memperkuat kajian dan implementasi nilai-nilainya, Pancasila akan terus relevan sebagai benteng ideologis di tengah arus global yang berubah cepat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun