Mohon tunggu...
M. Sakhiya Mustahiq
M. Sakhiya Mustahiq Mohon Tunggu... mahasiswa

saya hanyalah penulis pemula, mohon bimbingannya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Penyakit Was-Was dalam Hal Ibadah dan Lainnya

30 Desember 2023   08:24 Diperbarui: 30 Desember 2023   08:34 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://archive.arrisalah-jakarta.com/po-content/uploads/waswas.png

Metode Penelitian

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode deskriptif analitis. Jenis data penelitian ini bukan berupa angka. Sumber data ini meliputi sumber data primer jurnal yaitu “Penghayatan dan Zikir Surah An-Nas untuk Mengurangi Gejala Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) “Penghayatan dan Zikir Surah An-Nas untuk Mengurangi Gejala Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)’ (Fakhruddin, Fuaddah 2015), serta data sekunder dari beberapa referensi berupa artikel atau jurnal tentang ocd dan was was. 

Hasil dan Pembahasan 

1. Perasaan Was-was dalam Islam

Secara lughoh atau bahasa was was berasal dari kata waswasa yang memiliki arti seseorang yang berbicara tidak jelas, sedangkan was wasah (akar kata atau dalam bentuk isim masdar) memiliki arti perkataan yang dilemparkan syaitan kepada diri manusia. Syaitan akan membisikan sesuatu yang menyebabkan manusia menjadi ragu, hal tersebut bertujuan untuk menyesatkan manusia, mengganggu dan mempengaruhinya untuk melakukan keburukan. Perasaan was was yang berasal dari syaitan ini bahkan dibahas dalam surat an nas. 

Sebab sebab was was menurut agama disebabkan karena berbagai hal, semisal lemahnya iman, kurangnya pemahaman terhadap ilmu fiqih, dan lalai dari berdzikir kepada Allah, bisa juga was was disebabkan karena terlalu menuntut kesempurnaan dalam beribadah. Menurut Abduh (1999) dalam tafsir juz amma mengatakan bahwa adanya bisikan keraguan ini berasal dari dua sumber, sumber yang pertama yakni dari syaitan, tentu saja bisikan syaitan akan mengajak manusia kepada kesesatan, jin memang tidak terlihat tapi mampu menyusup ke dalam hati manusia, yang kedua yakni dari manusia, dia aman menyebarkan keraguan terhadap manusia lain, sedangkan pengaruh manusia yang menyesatkan juga sebenarnya berasal dari syaitan. 

Banyak ragam was was yang bisa terjadi pada manusia, yang pertama yakni was was aqidah, was was aqidah yakni ketika kita merasa menghina Allah atau Nabi Muhammad, padahal kata hati kita tidak ingin melakukan hal tersebut, yang kedua yakni was was niat, was was niat, ketika seseorang mengalami was was niat maka dia akan selalu mengulang ulang, yang ketiga yakni was was najis, was was najis dapat terjadi ketika seseorang kurang memahami ilmu fiqih dengan baik, bahkan ketika seseorang sudah sampai pada tingkat akut, maka bisa saja dia menganggap setiap hal tertempel najis.

2. Was-was dalam perspektif Psikologi

Psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia (Singgih Dirga Gumarsa). Dalam ilmu psikologi perilaku was was disebut dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD), OCD adalah gangguan kecemasan yang melibatkan pikiran dan dorongan dorongan yang tidak dikehendaki ataupun tindakan berulang yang dimaksudkan untuk menekan pikiran dan dorongan tersebut (Durand & Barlow, 2006).

Menurut para ahli penderita OCD terdiri dari dua sikap yakni obsesif dan kompulsif, obsesi dapat diartikan sebagai  ketekunan yang patologis dari suatu pikiran atau perasaan yang tidak dapat dihilangkan dari kesadaran oleh usaha logika, yang disertai dengan kecemasan, sedangkan kompulsi diartikan sebagai kebutuhan yang patologis untuk melakukan sesuatu, yang ketika ditahan akan menyebabkan kecemasan, seperti mencuci tangan berkali kali, mengecek pintu berkali kali dan lain-lain (Nevid, Rathus & Kring, 2006).

Terkadang kompulsi muncul sebagai jawaban ketika muncul pikiran obsesi, kompulsi sering mengikuti obsesi karena kompulsi akan memberikan sedikit rasa lega atas kecemasan yang ditimbulkan perilaku obsesi. DSM membuat diagnosis bahwa seseorang yang mengalami gangguan obsesif dan kompulsif berulang, akan menyebabkan distres yang berat, karena akan menyebabkan seseorang melakukan suatu kegiatan lebih dari satu jam, sehingga menjadikannya berbeda dari kebiasaan orang normal, hal itu tentu saja akan mengganggu fungsi sosial dan kerja manusia (APA, 2000 dalam Halgin, 2010).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun