“Program yang sudah dilakukan harus dipertajam pada 2016. Program kongkrit yang bisa menurunkan angka kemiskinan. Baik melalui pemberdayaan ekonomi maupun pemenuhan hak dasar,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, (suara NTB 01-2016).
Lulusan Perguruan Tinggi Mendapat Pertanyaan
Kemiskinan yang sudah di sediakan beberapa programn oleh Pemprov NTB sampai saat ini bukan berarti para lulusan Serjana perguruan tinggi yang ada di NTB hanya menunggu hasil saja, adalah sebagai tangung jawab pula bagi para serjana karena memang angka kemiskinan yang ada di NTB merupakan tangung jawab semua lapisan masyarakat terlepas dari pemerintah yang sudah mencoba beberapa terobosan untuk menurunkan 1 persen setiap tahunnya untuk kemiskinan.
Tercatat oleh BPS NTB tahun 2014 bahwa angka penganguran yang di pegang oleh orang-orang yang berpendidikan yang terutama lulusan Perguruan Tinggi sederajat, ini pertanda bahwa orang yang berpendidikan masih berkutat pada jurusan yang di emban selama masih menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tanpa ada respon terhadap kondisi rill yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Para lulusan serjana untuk memulai dari kondisi rill masyarakat
Melihat peluang kerja di Indonesia untuk yang CPNS terutama bisa di katakan sedikit peluang bagi para lulusan serjana muda untuk mendapat status sebagai PNS, bahkan penerimaan CPNS pun cukup ribet karena telah terindikasi kecuangan dalam penerimaan pada tahun sebelumnya, hampir sampai ribuan peserta dari lulusan serjana yang mendaftar CPNS pada tahun sebelumnya di NTB dan kurang lebih sekitar 150 untuk kuota penerimaan di NTB. Tingkat keberhasilan untuk dapat menurunkan angka kemiskinan di NTB jika berharap melalui PNS untuk para serjana, jika kita analisis secara sederhana peluang untuk mendaptkan pekerjaan pun memiliki dampak untuk menurunkan angka kemiskinan yang ada di NTB, seperti pembuatan Koperasi Unit Desa yang akan mengelola hasil panen masyarakat.
Peluang para serjana dalam menurunkan angka kemiskinan di NTB pertama; Dengan cara, para serjana dari berbagai jurusan untuk memulai mengabungkan diri untuk membuat suatu program sesuai dengan kondisi maupun potensi yang ada pada masyarakat setempat, kedua; menghindarkan sikap gensi dalam hal pembangunan desa melalui pembangunan karang taruna yang nantinya akan mengontrol kebijakan serta kebutuhan masyarakat setempat agar menjadi lebih tepat dalam hal membuat program oleh pemerintah desa setempat, ketiga; membuat ikatan alumni di setiap kabupaten/kota untuk membahas persoalan yang di hadapi oleh masyarakat serta mengontrol kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota agar supaya targetan yang sudah di tentukan bisa tercapai secara maksimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI