Mohon tunggu...
Sahbuddin Dg Palabbi
Sahbuddin Dg Palabbi Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Pemerhati masalah-masalah Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Diplomasi Budaya dan Perkembangannya dalam Mendukung Politik Luar Negeri Indonesia

12 Juli 2022   23:45 Diperbarui: 13 Juli 2022   00:10 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok angklung menghibur pengunjung di ASEAN Bazaar, untuk mengenalkan ASEAN di Argentina. Sumber: https://www.facebook.com/Kemlu.RI

Pendahuluan

Definisi diplomasi budaya mengacu kepada pertukaran ide, informasi, seni dan aspek kebudayaan lainnya antar bangsa dan masyarakatnya untuk menumbuhkan pemahaman bersama (Cummings 2009, 1). Atau merupakan usaha negara dalam upaya memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan (Warsito dan Kartikasari 2007).

Menurut Hermawan dan Indraswari (2014, 7), diplomasi budaya menggunakan kebudayaan sebagai manifestasi utamanya, yang dilakukan dalam bentuk promosi/transmisi kebudayaan, melalui edukasi, bahasa, kesenian, musik, film dll. Diplomasi budaya dapat membentuk citra positif suatu negara, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya masyarakat dunia yang mengikuti budaya negara tersebut. 

Hal ini dapat berpengaruh signifikan terhadap kepentingan nasionalnya di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, dll (Khatrunada dan Alam 2019, 105).

Berkenaan dengan hal itu, Indonesia sebagai negara multikultur yang terdiri atas 1.340 suku bangsa (sensus BPS Tahun 2010) dengan keragaman bahasa dan seni budayanya yang khas, tentu merupakan peluang besar untuk digunakan sebagai instrumen diplomasi. 

Keanekaragaman budaya Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat internasional, merupakan sarana yang tepat untuk mengkomunikasikan kepentingan dan kebijakan nasional kepada publik internasional melalui diplomasi budaya.

Perkembangan Diplomasi Budaya dalam mendukung Politik Luar Negeri Indonesia

Terdapat hubungan yang erat antara diplomasi dan politik luar negeri. Diplomasi merupakan salah satu instrumen dimana keputusan atau kebijakan diimplementasikan (White 1997, 257). Begitu juga dengan diplomasi budaya menjadi salah satu instrumen dalam mendukung politik luar negeri melalui kemampuannya dalam mempengaruhi audiens mancanegara.

Kemendikbud (2019) menjelaskan tujuan utama diplomasi budaya yaitu untuk mempengaruhi pendapat umum (publik mancanegara) guna mendukung kebijakan politik luar negeri tertentu. Bertolak dari corak budaya Indonesia yang beraneka ragam, maka sangat penting untuk menggunakan dan mengembangkan potensi budaya tersebut dalam ranah politik luar negeri melalui kegiatan diplomasi budaya.

Melihat perkembangan sejarah diplomasi budaya Indonesia, telah banyak hal yang dilakukan dalam pelaksanaan diplomasi budaya mulai dari era orde baru hingga reformasi.

Pada masa orde baru, setiap kebijakan, agenda dan politik luar negeri harus sejalan dengan kepentingan nasional, yang saat itu berfokus pada membangun stabilitas politik dalam negeri dan ekonomi nasional. 

Kegiatan diplomasi budaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia diantaranya adalah pameran kebudayaan Indonesia di luar negeri (Nursita dan Sahide 2018, 48-49) dan pendirian TMII. Diplomasi budaya saat itu bertujuan untuk memberikan citra Indonesia yang baik dalam bidang seni dan budaya, sekaligus memperkenalkan masyarakat dan kebudayaan Indonesia pada dunia (Warsito dan Kartikasari 2007, 135-136).

Di masa reformasi, diplomasi budaya terus berlanjut dengan pelaksanaan berbagai program kebudayaan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Jika di masa orde baru, aktor negara dalam hal ini pemerintah pusat berperan penuh dalam merintis dan memajukan diplomasi budaya, berbeda dengan di era reformasi dimana banyak aktor lain yang ikut terlibat di dalamnya seperti pemerintah daerah, BUMN hingga pihak swasta.

Program Visit Indonesia Year yang sudah berlangsung sejak tahun 1991 di era Soeharto, dan sempat terhenti beberapa tahun (2001-2007), kembali dilanjutkan pelaksanaannya oleh Kementerian Pariwisata di tahun 2008.

Program ini tidak saja dimaksudkan untuk menunjukkan kepada publik mancanegara akan keindahan alam dan ragam budaya Indonesia yang dapat menaikkan citra Indonesia (Nation Branding), sekaligus sebagai salah satu cara untuk menunjang perekonomian nasional dengan meningkatkan devisa negara melalui kunjungan turis asing ke Indonesia (Kompas 2008; DetikNews 2008).

Mencontoh beberapa negara di dunia yang melakukan diplomasi budaya dengan membangun pusat kebudayaan di negara lain, pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud juga melakukan hal serupa melalui Rumah Budaya Indonesia (RBI).

 Pembangunan RBI dimulai pada tahun 2012 sebanyak 10 RBI, dan hingga tahun 2017 sudah dibangun total sebanyak 19 RBI yang tersebar di beberapa negara seperti Jerman, Amerika Serikat, Timor Leste, Belanda, Australia, Korea Selatan, Jepang, Turki, Singapura dan Prancis (Sulaiman 2018).

Terdapat 3 (tiga) fungsi RBI, yaitu promosi budaya, pembelajaran budaya dan ekspresi budaya. RBI juga menjadi wadah untuk memperkenalkan identitas nasional dan ragam budaya Indonesia di mancanegara, sehingga budaya Indonesia lebih dikenal di dunia internasional. 

Pembangunan RBI diharapkan dapat meningkatkan hubungan antar masyarakat Indonesia dengan dunia luar yang pada gilirannya dapat meningkatkan citra dan apresiasi terhadap budaya Indonesia (Rickie 2019, 5-6; Yuza 2016, 5).

Instrumen lain yang digunakan dalam diplomasi budaya adalah bahasa. Meningkatnya jumlah orang di dunia yang dapat menuturkan Bahasa Indonesia menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan diplomasi budaya lewat jalur bahasa. Rachman (2015) menyampaikan setidaknya sudah ada 46 negara yang mengajarkan Bahasa Indonesia dan sebanyak 400 juta masyarakat dunia yang menggunakan Bahasa Indonesia. 

Dengan memahami bahasa Indonesia dan dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia, maka akan memudahkan publik internasional untuk mengetahui berbagai hal tentang Indonesia termasuk idealisme, cita-cita, tujuan nasional dan kebijakan negara indonesia, yang akhirnya dapat menumbuhkan pemahaman bersama tentang Indonesia.

Di samping beberapa program/kegiatan diplomasi budaya yang sudah diuraikan di atas, masih banyak lagi instrumen budaya yang selama ini digunakan oleh pemerintah Indonesia dalam menunjang pelaksanaan diplomasi budaya Indonesia seperti batik, wayang, tari-tarian dan kuliner. Semua instrumen tersebut telah berhasil dalam memberikan citra positif Indonesia di mata dunia dan menunjang pencapaian kepentingan nasional dan pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan diplomasi budaya Indonesia sudah cukup maksimal dalam mendukung politik luar negeri Indonesia. Hal ini didukung dengan beragamnya instrumen yang digunakan sebagai sarana diplomasi budaya dan keterlibatan aktor negara maupun non negara dalam pelaksanaannya. 

Masing-masing instrument budaya yang digunakan membawa pengaruh signifikan dalam membangun persepsi publik mancanegara dan citra positif terhadap Indonesia, yang dibuktikan dengan semakin dikenalnya Indonesia dan diperhitungkan dalam percaturan internasional. 

Hal ini menunjukkan keberhasilan pencapaian tujuan pelaksanaan diplomasi budaya itu sendiri yaitu memperjuangkan kepentingan nasional dan mendukung kebijakan luar negeri Indonesia.

Namun demikian, masih banyak hal yang perlu dibenahi dan dilakukan untuk lebih meningkatkan eksistensi Indonesia di mata dunia. Bila kita membandingkan dengan beberapa negara Asia seperti Korea dan Jepang, kedua negara ini boleh dikatakan sangat berhasil dalam membangun diplomasi budayanya. 

Korea dengan budaya K-Pop nya yang mendunia diikuti oleh berbagai kalangan, sementara Jepang dengan budaya J-Pop nya yang juga menjadi salah satu ikon budaya populer dunia. Keberhasilan diplomasi budaya yang dilakukan oleh kedua negara tersebut tidak terlepas dari kesuksesan dalam mengimplementasikan 3 (tiga) prinsip diplomasi budaya, yaitu penyebaran, penerimaan, dan koeksistensi (Council on Promoting of Public Diplomacy, 2005).

 Untuk itu, agar diplomasi budaya Indonesia dapat berjalan lebih maksimal khususnya dalam mendukung politik luar negeri Indonesia, maka diperlukan langkah-langkah masif dan komprehensif dengan memperhatikan perkembangan dunia internasional. Beberapa hal praktis yang direkomendasikan dalam tulisan ini:

  • Melakukan terobosan dalam menciptakan suatu budaya populer khas Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meramu berbagai ragam budaya Indonesia menjadi satu budaya populer yang khas dan dapat diterima oleh publik internasional, dengan tetap berakar pada nilai-nilai luhur budaya Indonesia;
  • Memaksimalkan penggunaan budaya populer tersebut di kalangan generasi milenial sebagai instrumen diplomasi budaya Indonesia, melalui promosi dan penyebarluasan secara masif yang melibatkan berbagai pihak/aktor (pemerintah, akademisi, LSM, swasta dan tokoh masyarakat/agama);
  • Meningkatkan kerja sama dalam diplomasi budaya dengan negara lain melalui berbagai forum bilateral maupun multilateral, yang diikuti dengan pertukaran budaya antar negara dalam rangka mendukung penyebarluasan budaya populer tersebut ke publik internasional;
  • Menjaga eksistensi dan kesinambungan budaya populer tersebut dengan cara membentuk perwakilan agen-agen budaya di negara lain.

Referensi

Council on Promoting of Public Diplomacy. 2005. Three Principles of Japan Cultural Diplomacy. Establishing as a "Peaceful Nation of Cultural Exchange."

Cummings, M. C. 2003. Cultural Diplomacy and the United States Government. United States: Center for Arts and Culture.

Detik News. 2008. "Pariwisata Indonesia Cetak Rekor Baru." Dipublikasikan 26 November 2008. Diakses 20 April 2022. https://news.detik.com/berita/d-1050634/pariwisataindonesia-cetak-rekor

Hermawan, Y. P. dan R. Indraswari. 2014. Diplomasi Budaya di Kawasan Asia Tenggara. LPPM, Universitas Katolik Parahyangan.

Kemendikbud. 2019. "Pedoman Diplomasi Budaya." Dipublikasikan 15 Mei 2019. Diakses 20 April 2022. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/pedoman-diplomasi-budaya/

Khatrunada, S. A., dan G. N. Alam. 2019. Diplomasi Budaya Indonesia melalui International Gamelan Festival 2018 di Solo. Padjadjaran Journal of International Relations 1, no. 2 (Agustus): 104-121.

Kompas. 2008. "Visit Indonesia Year Berlanjut di Tahun 2009." Dipublikasikan 26 November 2008. Diakses 20 April 2022. https://nasional.kompas.com/read/2008/11/26/12311375/visit.indonesia.year.berlanjut.di.tahun.2009.

Nursita, R. D., dan A. Sahide. 2018. "Diplomasi Kebudayaan Indonesia". Jisiera 3: 48-49.

Rachman, T. 2015. "Kemendikbud: Rumah Budaya Sebagai Diplomasi Budaya." Republika, 17 Agustus 2015. Diakses 20 April 2022. https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/15/08/17/nt7m27219-kemdikbud-rumah-budaya-indonesia-sebagai-diplomasi-budaya.

Rickie, R. A. 2019. Upaya Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Rumah Budaya Indonesia di Amerika Serikat. Skripsi. Universitas Katolik Parahyangan.

Sulaiman, A. R. 2018. "Mengembangkan Diplomasi Budaya Indonesia dengan Mencontoh Model Negara Sahabat." Kumparan, 15 April 2018. Diakses 20 April 2022. https://kumparan.com/alex-rudinisulaiman/mengembangkan-diplomasi-budaya-indonesia-dengan-mencontoh-model-negara-sahabat.

Warsito, T., dan W. Kartikasari. 2007. Diplomasi Kebudayaan: Konsep dan Relevansi Bagi Negara Berkembang: Studi Kasus Indonesia. Yogyakarta: Ombak.

White, B. 1997. Diplomacy. In: J. Baylis & S. SmitH (ed). The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations. New York: Oxford University Press.

Yuza, B. P. 2016. Strategi Indonesia Menggunakan Rumah Budaya sebagai Sarana Diplomasi Kebudayaan terhadap Jerman. JOM FISIP 3, no. 1 (Februari): 1-9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun