Mohon tunggu...
S A Hadi
S A Hadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sholikhul A Hadi

Happy is the people whitout history

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Batas yang Terlewati

21 Agustus 2019   15:26 Diperbarui: 21 Agustus 2019   15:37 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku juga menganggap demikian. Aku masih bergerak mas. Mereka sebenarnya telah memaafkanmu mas."

"Kamu mempercayainya?"

"Tidak."

Pembicaraan itu terputus. Keduanya kehabisan kata-kata untuk melanjutkan perbincangan. Robi berpikir tidak waktunya lagi untuk membicarakan stategi. Begitupun Yesa yang telah berhitung bahwa tidak ada gunanya melakukan perlawanan.

Robi merebahkan badan pada ranjang porta camp yang kerangkanya terbuat dari besi. Terdengar suara rintihan dari besi menahan berat badannya. Dia ambil lima butir pil dari kantong kain yang di bawanya dari Jakarta. Dia minum pil itu sekaligus dan kemudian memejamkan matanya.

Suara orang tuanya tiba-tiba terdengar nyata di telinganya. " Dia benar-benar salah langkah. Dia bukan lagi anakku jika tidak mau pulang ke kampung."

Suara Yesa juga terdengar terang, "Mas, harusnya kamu berhenti saja. Kita tidak akan menang melawan mereka."

Suara seniornya terdengar saling bersahutan, "Dia sudah terlalu banyak berhutang pribadi pada kita."

"Dia sama sekali tidak memberikan manfaat pada jejaring kita."

"Dia telah lama menjadi pesakitan. Dia telah lama menjadikan pil sebagai penolongnya. Dia telah berjabat tangan dengan setan sekarang."

Bayangan pada saat-saat awal dia memimpin kembali hadir. Dia mengenakan setelan kemeja dengan celana kain warna hitam memasuki sebuah ruang siding. Di ruangan itu tampak Yesa, Firman dan Bahrain sedang berdebat dan di saksikan oleh sekian banya orang yang sepontan memberikan sorak saat Robi melewati pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun