Mohon tunggu...
S A Hadi
S A Hadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sholikhul A Hadi

Happy is the people whitout history

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanpa Maaf

6 Agustus 2019   12:25 Diperbarui: 6 Agustus 2019   12:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesampainya di rumah, ternyata Rara sudah menunggunya bersama dengan ketiga temannya. Mereka adalah Hari, Bakir dan Wandi. Ketiganya merupakan seniman yang dimaksud oleh Bahri.

" kalian sudah di sini rupanya. Rencananya aku ingin mandi dulu dan kemudian menghubungi kalian." Bahri kaget.

" Rara yang memintaku kesini." Jawab Bakir santai.

Bahri menatap Rara yang tempak tersenyum malu mendengarkan Jawaban Bakir. " Oke, Aku mandi dulu saja kalau begitu. Habis mandi nanti kita bahas lebih dalam rencana kita."

" Ri. Ri. Ri.. "

Suara Bakir dan Wandi terdengar jauh menggema dalam pekatnya kegelapan yang membelenggunya. Suara itu terdengar lirih dari tempatnya berdiri. Bahri merasa terjebak dalam sebuah ruang kosong yang tidak berpenghuni. Mungkin sebuah Goa atau mungkin juga sebuah labirin yang tidak berujung. Bahri tidak tahu pasti apa yang terjadi.

Kepalanya terasa nyeri, terutama bagian tengkuknya. Kini terasa sebuah tangan menggenggam bahunya dengan erat. Bahri mencoba memastikan semua baik-baik saja. Tetapi bukti-bukti keberadaannya semakin semu. Dia merasa lenyap dari lorong gelap itu dan tubuhnya terasa kaku di atas sebuah media tanah  yang empuk.

" Kamu ikuti suaraku Ri, buka matamu!" Suara Hari terdengar berulang kali terucap. Hangat napasnya terasa membelai daun telinganya dan sedikit menggugahnya untuk mengikuti perintahnya. Tetapi matanya terasa berat.

" Dokter, Bahri sudah sadar." Teriak Wandi.

Beberapa orang dengan baju putih datang menghampirinya. Mereka memegang matanya dan menyorotinya dengan lampu senter yang berukuran kecil. Matanya tetap saja terasa berat. " Apa yang terjadi?"

" Kamu habis jatuh di kamar mandi. Kepalamu membentur closet dan kamu tidak sadarkan diri." Jawab dokter itu sambil menempelkan Stetoskop ke dadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun