Mohon tunggu...
sagalabro
sagalabro Mohon Tunggu... Kaum Marjinal -

Uang bukanlah segalanya, tapi uang bisa membeli segalanya dan segalanya butuh uang, sehingga karena uang kita kenyang, tapi ingatlah ini, uang bisa jadi bumerang, dan kita bisa hancur karena uang, tidak ada lagi rasa sayang, yang ada hanya perang. - Marginal Class -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelintiran kalimat yang Berakibat Fatal

15 Agustus 2018   09:30 Diperbarui: 15 Agustus 2018   11:25 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada pepatah mengatakan "words have two meanings", sebenarnya tidak hanya dua melainkan bisa berbagai macam maknanya dan kita biasanya menyebut kejelasan sebuah makna dalam kalimat dengan "konteks". 

Konteks dalam sebuah kalimat dapat kita pahami maksudnya jika kita membaca kalimat atau mendengarkan sebuah pidato/ceramah tersebut secara keseluruhan. Namun, akan berubah 180 derajat jika kita memenggal menggal kalimatnya. 

Bisa saja kalimat atau ceramah yang diberikan oleh seseroang berubah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, tadi yang niatnya untuk kebaikan berubah menjadi kalimat kalimat yang sekarang sering kita dengar dengan "ujaran kebencian". 

Memang sungguh miris jika ada orang yang gagal paham ketika membaca kalimat kalimat pelintiran dari oknum oknum yang memang sengaja melakukannya.

Kenapa bisa terjadi?

Menurut data statistik dari UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah. Peringkat 59 diisi oleh Thailand dan peringkat terakhir diisi oleh Botswana. Sedangkan Finlandia menduduki peringkat pertama dengan tingkat literasi yang tinggi, hampir mencapai 100%. 

Data ini jelas menunjukkan bahwa tingginya minat baca di Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura dan Malaysia. Mungkin dengan data diatas kita bisa paham mengapa banyak sekali orang yang mudah terpancing emosinya ketika membaca kalimat kalimat pelintiran di media sosial. 

Kurangnya minat baca juga menyebabkan kita hanya membaca judul dari berita itu saja tanpa membaca beritanya secara keseluruhan yang belum diketahui unsur kebenarannya ataupun langsung percaya dengan melihat gambar provokatif tanpa mengetahui konteksnya. 

Bagaimana bisa terjadi?

Pada awalnya bagi pembaca atau pendengar yang membaca atau mendengarkan sebuah pidato kurang mengerti atau gagal paham dengan isi atau konteks dari pidato tersebut. 

Setelah gagal paham dan tidak mau mencari tahu apa maksud dan tujuan dari orang yang memberikan pidato tersebut, oknum yang gagal paham tersebut menyebarkannya kepada lingkungan disekitanya, siapa lingkungan sekitarnya? Banyak, ada keluarga, tetangga, tukan jamu, tukang becak, anak anak bermain kelereng, dll. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun