Hal ini merupakan bentuk neo-imperialisme yang tidak lagi mengandalkan penjajahan fisik, melainkan dominasi naratif, politik, dan ekonomi. Negara-negara berkembang harus membangun kesadaran kritis terhadap struktur global yang timpang ini dan mulai menyusun strategi kolektif untuk membentuk tatanan dunia multipolar yang lebih adil. Upaya ini tidak hanya melalui perlawanan politik dan ekonomi, tetapi juga pembebasan epistemologis dan kultural dari dominasi narasi tunggal Barat.
Sebagai langkah strategis, negara-negara Selatan Global perlu memperkuat kerja sama antar kawasan, seperti BRICS+, ASEAN, dan G77, untuk menyeimbangkan dominasi Barat dalam forum global seperti PBB, WTO, dan G20. Kerja sama ini harus diarahkan untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih independen, penguatan teknologi domestik, dan pembentukan aliansi media alternatif yang mampu menyuarakan perspektif non-Barat.
Selain itu, penguatan diplomasi budaya dan pendidikan juga penting agar narasi global tidak terus-menerus dikendalikan oleh kekuatan Barat. Pembongkaran standar ganda ini tidak hanya penting bagi keadilan global, tetapi juga merupakan langkah menuju emansipasi bangsa-bangsa yang selama ini menjadi korban hegemoni yang terselubung dalam bahasa demokrasi dan kemanusiaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI