Anies Rasyid Baswedan diundang oleh Fakultas Bahasa dan Sastra (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengajar kuliah umum dengan tema "Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra". Kuliah umum ini dilaksanakan luring di Auditorium FPBS dan daring melalui virtual Zoom pada Rabu (06/11/2024).Â
Anies disambut mahasiswa UPI dengan antusiasme yang sangat tinggi. Ruang Auditorium FPBS dipadati ratusan mahasiswa dan melebihi kapasitas ruangan tersebut. Pada ruang virtual Zoom, jumlah yang hadir secara daring pun hampir mencapai 900 partisipan.Â
Selain itu, civitas akademik lain seperti dosen, staf, panitia, dan tenaga didik lainnya hadir dengan jumlah yang tidak kalah banyak dengan mahasiswa di tempat luring maupun daring.Â
Kuliah Umum FPBS UPI resmi dibuka oleh Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A., Wakil Rektor Bidang Riset Usaha dan Kerja Sama. Beliau memberi sambutan serta dukungan penuh terhadap dimulainya kuliah umum tersebut.
"Suatu kehormatan bagi kita kedatangan beliau. Abah Anies itu bagian dari keluarga UPI. Ibunya alumni UPI ketika tahun enam puluhan dan Pak Anies sudah berkali-kali datang ke UPI ketika pengukuhan guru besar," ucapnya.Â
Pada Kuliah Umum "Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra", Anies, sebagai narasumber, memberikan ucapan terima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk mengajar.
"Terima kasih atas undangannya, saya terima ini sebagai panggilan ke kampung halaman sendiri," ungkapnya.Â
Dari lensa pragmatik, pernyataan ini merupakan bentuk tindak tutur ilokusi (Searle, 1979), tepatnya expressive , karena menunjukan sikap psikologis terhadap pengalaman pribadi. Kalimat ini juga mengandung implikatur konvensional (Grice, 1975), bahwa Anies merasa memiliki identitas bersama dengan sivitas UPI, sekaligus menyiratkan kehadirannya bukan sekadar formalitas, tetapi juga emosional dan hubungan simbolik.
Anies juga menyampaikan beberapa poin penting terkait bahasa dan sastra.Â
"Dalam konteks Indonesia, persatuan yang dimiliki itu pondasinya adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bukan hanya sekadar alat komunikasi, melainkan esensi identitas bangsa. Demikian juga sastra, ia membawa perubahan bangsa melalui kata-kata sederhana tetapi ekspresif. Banyak karya sastra mampu mengobarkan api semangat perjuangan bangsa," tuturnya.Â
Dalam kajian pragmatik, pernyataan ini memuat presuposisi, yaitu anggapan bahwa audiens sepakat terhadap pentingnya peran bahasa dalam membentuk identitas nasional. Hal ini memperkuat kekuatan ilokusi positf persuasif dalam tuturan Anies yang bermaksud membangkitkan semangat melalui bahasa. Pada sisi lain, ia juga menggunakan prinsip relevansi (Sperber dan Wilson, 986) untuk menyambungkan konteks kuliah umum dengan isu kebangsaan yang lebih luas
Anies, Sarjana Ekonomi, Mengajar Kuliah Umum Bahasa dan Sastra?
Dilihat dari rekam jejaknya, Anies bukanlah lulusan ataupun seseorang yang bergelut di bidang bahasa dan sastra, melainkan lulusan sarjana ekonomi. Dalam kesempatannya ia bertanya-tanya juga mengapa yang diundang malah sarjana ekonomi.Â
"Meningkatkan rasa cinta tanah air melalui pendidikan bahasa dan sastra yang diundang adalah sarjana ekonomi, saya seperti menggarami air laut," tuturnya.
Ungkapan ini menarik dalam kajian deiksis sosial. Anies merendahkan dirinya dengan membandingkan perannya sebagai "Sarjana Ekonomi" dalam forum akademik sastra seolah tidak sepadan. Namun, secara pragmatik ini adalah strategi kesantunan positif (Brown dan Levinson, 1987) yang bertujuan membangun kedekatan dengan audiens. Ia juga menyiratkan humor implisit sebagai trategi mempertahankan citra rendah hati sekaligus menegaskan kompetensinya melalui pengalaman sebelumnya di bidang pendidikan.
Alasan Lain Anies Bisa Mengajar Kuliah Umum di FPBS UPI
Selain karena kedekatan hubungan, jika ditelusuri dari sejarahnya, semasa Anies menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014-2016), ia membuat program pemberdayaan seni dan sastra yang bernama Belajar Bersama Maestro.Â
Kemudian alasan lainnya yakni Anies begitu dekat dengan pemberdayaan guru. Ia menjadi inisiator ketika program Indonesia Mengajar yang memberdayakan dan mengembangkan lema atau kata baru setiap tahunnya pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.Â
Salah satu postingan menfess UPI di X mempertanyakan alasan kehadiran Anies pada kuliah umum bahasa dan sastra, meskipun lulusan sarjana ekonomi, "Nder, dulu beliau Mendikbud juga inisiator program 'Indonesia Mengajar', value yang ada di sana tuh, ya, sangat capable untuk sharing di kuliah umum FPBS kemarin," ketik V di komentar postingan.Â
Paragraf sebelumnya menyiratkan presupposisi bahwa pembaca sudah tahu siapa Anies, pengaruhnya dalam pendidikan dan posisinya sebagai Mendikbud relevan dalam ranah bahasa dan sastra. Presuposisi ini penting karena membuat teks lebih mengalir tanpa harus menjelaskan latar belakang secara panjang lebar. Namun, dari sisi pragmatik memperlihatkan  bagaimana informasi yang dianggap diketahui bersama digunakan untuk membangun legitimasi.
Meskipun begitu, ada juga komentar yang mengatakan Anies dahulu seorang Mendikbud dan bekerja sama dengan Prof. Dr. Dadang Sunendar. M. Hum., Dosen Program Studi Prancis yang sekarang menjabat sebagai Kepala Badan Bahasa Nasional. Saat itu, dibuatlah program untuk memperkaya lema Bahasa Indonesia dalam KBBI. Â
Jadi, itulah beberapa alasan kehadiran Anies Rasyid Baswedan dalam kuliah umum bahasa dan sastra. Meskipun Anies lulusan ekonomi, tetapi ada beberapa alasan ia mengajar di FPBS. Mulai dari kedekatan hubungan dengan civitas akademik UPI, menjadi Mendikbud, menjalankan Program Belajar Bersama Maestro, dan Indonesia Mengajar.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI