Mohon tunggu...
Sadam Thoriq
Sadam Thoriq Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tetesan Air Hujan dan Harapan

30 Mei 2017   14:56 Diperbarui: 30 Mei 2017   15:05 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak berhujung ketika ku bercerita tentang hujan

Satu tetesan air yang jatuh membawa sebuah harapan

Ntah dari tetesan mana kisah itu dimulai

Disusul Hembusan angin yang kencang

Sehingga arahpun tak tentu

Air yang mula jatuh dengan ketenangan serta kesiapan

Membidik tujuan dengan pasti

Tergoyah dengan satu hembusan angin yang berujung dilema

Dan akhirnya semakin tak tentu,

harapan dalam satu tetes air semakin takut akan ketidak pastian.

Tetesan airpun tetap jatuh dengan hempasan angin yang kencang.

Mengikuti irama angin yang membuat alur tak sesuai hati

Seketika itupun dia menyadari,

Ia hanyalah satu tetesan air dengan secuil harapan,

Ia pun sadar kehendaknya tidak sebesar kehendak sang Khalik.

Khalik Yang mempunyai kuasa atas segalanya.

Isi harapan dalam air itu hanya ingin jatuh ditempat yang dibutuhkan oleh makhluk lainnya.

Sehingga tidak ada kesia-siaan ia jatuh ke bumi,

Hingga ia menguap ke samudra awan,

Dengan membawa bingkai kebanggaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun