Mohon tunggu...
SABRINA AISHA NADWIKAJOYLITA
SABRINA AISHA NADWIKAJOYLITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sabrina Aisha

;

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Awas, Inilah Bahaya dari Self Diagnosis!

29 September 2021   16:44 Diperbarui: 29 September 2021   18:30 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku memiliki depresi. Anxiety ku bertambah parah. Mood ku sering berganti-ganti, aku pasti mengidap bipolar. Kesehatan mental merupakan kesehatan jiwa dimana kondisi jiwa kita merasa aman dan damai, hal ini yang sangat penting bagi setiap individu. Namun, dengan perkembangan media massa dan internet yang sangat pesat membuat masyarakat dapat mengakses informasi tentang kesehatan atau penyatkit. 

Ada banyak sekali situs web yang tersedia di era digital ini yang menawarkan diagnosis potensial untuk gejala penyakit yang kemudian membuat masyarakat berfikir dua kali apakah ingin mengobati diri sendiri atau berkonsultasi dengan dokter (Ryan & Wilson, 2008).

Di Indonesia sendiri, awareness akan bahaya self diagnosis masih belum diperhatikan oleh masyarakat. Hal ini karena masyarakat Indonesia masih sangat memegang ajaran para orang-orang terdahulu. Misalnya saja ketika ada seseorang yang merasa pusing dan panas, masyarakat menyepelekan hal tersebut dan hanya berkata jika mereka sedang masuk angin. 

Gejala ini memanglah gejala yang sangat standar apabila seseorang merasa sakit, akan tetapi tak ada yang menjamin jika itu hanya masuk angin biasa. Bagaimana kalau gejala tersebut adalah gejala penyakit lain yang mungkin lebih parah? Maka dari itu, konsultasi dengan dokter juga sangat dianjurkan agar bisa mencegah hal yang tidak diinginkan.

Self diagnosis atau self diagnose adalah proses seseorang melakukan pengamatan & penyematan suatu disorder kepada diri sendiri dengan pengetahuan terbatas yang hanya beredar di media massa tanpa konsultasi medis atau professional  (Ahmed & Samuel, 2017). Informasi yang beredar di internet sering kali membuat seseorang mendiagsnosis dirinya sendiri tanpa statement resmi dari medis atau professional. Tentu saja hal ini sangat berbahaya. Kenapa begitu? Yuk simak penjelasannya!

Self Labeling

Ketika Anda sudah mendiagnosis secara mandiri, hal ini akan memunculkan kebiasaan self-labeling kepada diri sendiri. Bukannya memastikan dan melakukan konsultasi dengan professional, Anda justru akan memperburuk kesehatan mental Anda. Hal ini dikarenakan ketika Anda menyematkan label pada diri Anda, secara tak sadar Anda akan mengaktifkan stereotip label tersebut kepada diri Anda dan meniru perilaku terhadap individu yang menjadi bagian dari label tersebut (Corrigan & Watson, 2002).

Menimbulkan kekhawatiran berlebih

Diagnosis mandiri dapat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran berlebih. Tentu saja ini berbahaya karena ketika Anda sudah khawatir secara berlebih tetapi tidak melakukan konsultasi dengan professional, hal ini justru akan membuat kesehatan mental Anda memburuk.

Memperburuk kondisi

Hal ini terjadi karena rasa panik yang berlebih dan tidak ditangani dengan tepat sehingga akan memperburuk kondisi mental Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun