Test PCR keenam, 01 Januari 2021
Setelah melakoni karantina mandiri di rumah selama sekitar satu bulan, sesuatu yang memang sangat membosankan, dan untuk memastikan status, saya kembali melakukan PCR test pada 01 Januari 2021 (hasilnya diterima 03 Januari 2021). Dan alhamdulillah, test PCR yang keenam ini hasilnya negatif, sudah bebas dari paparan virus corona. Senang dan bahagia rasanya.
Mengelola kepanikan
Menjinakkan kepanikkan memang bukan perkara mudah. Sebab begitu dinyatakan positif covid-19, sulit untuk tidak membayangkan lebih dari satu juta orang yang telah meninggal dunia akibat corona.
Dan kepanikan itu justru bisa muncul dari orang sekitar, terutama anggota keluarga inti: istri/suami, anak, kakak-adik dan handai tolang, termasuk para kolega.
Di awal-awal pandemi, dalam berbagai obrolan bersama kawan-kawan, saya sering menyampaikan bahwa pada akhirnya, sebagian besar orang berpotensi terpapar covid-19.
Sebab selama kita berkegiatan di luar rumah, kemungkinan terpapar covid-19 hanya persoalan waktu saja, apalagi setelah muncul varian baru corona virus (B.1.1.7) Keyakinan ini yang saya jadikan acuan untuk coba menjinakkan dan/atau mengelola kepanikan ketika akhirnya saya sendiri dinyatakan positif.
Pasien bergejala ringan
Kalau melihat kasusnya, saya kayaknya termasuk kategori pasien dengan gejala ringan, dalam artian tidak ada gejala serius. Saya sempat demam ringan. Juga batuk-batuk, tapi karena saya termasuk perokok berat, batuk memang menjadi bawaan sepanjang tahun.
Hanya setelah terpapar covid-19, batuk saya memang agak lebih kencang, kering, disertai dahak.
Sebagai catatan, kebetulan juga saya memang tidak memiliki comorbid (penyakit bawaan). Jantung, tekanan darah, kolestrol, ginjal, asam urat, dan gula darah relatif normal secara konstan.