Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Di Belanda, Tak Ada Lagi Tukang Parkir

24 Februari 2019   01:46 Diperbarui: 24 Februari 2019   02:06 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo parkir berbayar di Belanda (omroepwest.nl)

***

Secara kebudayaan, parkir mobil boleh disebut salah satu tanda kualitas peradaban pengendara dalam suatu komunitas atau negara. Jika suka menonton film-film cowboy klasik, pasti akan terlihat adegan yang memperlihatkan penunggang kuda memacu kudanya memasuki kota, lalu berhenti di depan sebuah bar, kemudian penunggang kuda (si jagoan atau pemeran penjahatnya) turun dari kudanya, lantas mengikatkan tali kekang kudanya ke sebuah tiang (ini tanda peradaban parkiran kuda di zaman cowboy).

Zaman berubah, gaya dan metode parkir juga ikut berubah. Di banyak negara maju, banyak orang yang punya mobil mewah atau separuh mewah, tapi berangkat ke tempat kerja dengan angkutan umum. Selain karena angkutan umumnya memang nyaman, namun juga karena menghindari bayar parkiran yang mahal.

Makin ke sini, usaha parkir tampaknya telah menjadi jenis usaha menggiurkan, terkapitalisasi dan bahkan menjadi penanda kapitalisme. Dan semua orang "terpaksa" mematuhinya tanpa ada peluang untuk menggerutu apalagi memprotes.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 23 Februari 2019/ 18 Jumadil-akhir 1440H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun