Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilpres 2019, "Seandainya Saya Megawati Soekarnoputri"

2 Desember 2017   11:30 Diperbarui: 2 Desember 2017   12:48 1864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: nasional.tempo.co

Ya, seandainya saya Megawati Sukarnoputri, maka saya akan mengawalinya dengan komentar ringan begini: omong opo, tho, rek? Pilpres 2019 masih jauh, dan tak ada yang perlu dicemaskan. There's nothing to worry about.

Namun kalau diajak "ngerumpi" soal Pilpres 2019, saya akan ladeni juga. Berikut ini catatan singkatnya:

Pertama, dan paling utama, saya ingin menegaskan, salah satu keunggulan PDIP yang saya pimpin, dan diakui oleh musuh sebelum dipuji oleh simpatisannya, adalah konsistensi, yang jarang dimiliki oleh Parpol lain.

Hasil yang kini telah-sedang-dan berharap terus berlanjut dinikmati oleh PDIP sejatinya adalah buah dari konsistensi itu. Intinya, PDIP siap berjuang dengan napas panjang.

Konsistensi itu muncul dan melekat terutama karana PDIP adalah Parpol yang menganut ideologi yang jelas. Saya tidak rela mengorbankan prinsip ideologi tersebut untuk sesuatu yang pragmatis, yang sifatnya ecek-ecek.

Kedua, kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 juga terutama buah dari sikap konsistensi tersebut, tentu tanpa menafikan kontribusi Parpol koalisi PDIP, kekuatan figur Jokowi sendiri, termasuk barisan relawannya. Saya berharap semua lini yang pernah aktif pada Pilpres 2014, kembali diaktifkan, jika perlu semakin diaktifkan dalam menghadapi Pilpres 2019.

Ketiga, mengacu pada pengalaman dan perjalanan Pwmerintahan Jokowi selama lebih dari tiga tahun terakhir, saya melihatnya, semuanya telah-sedang berjalan dengan baik, everything is in the track. Dan seperti saya sebutkan di awal tadi, there's nothing to worry about.

Dan di masa kampanye Pilpres 2019 nanti, kubu PDIP dan Jokowi akan memiliki banyak "materi kampanye" yang hanya mungkin diklaim oleh Jokowi, sementara kubu lain tidak memilikinya. Sebab meski belum sempurna, tapi semua lini pembangunan nasional sedang berpihak kepada Jokowi. Salah satu di antaranya adalah pembangunan infra-struktur yang kini masih berjalan, dan diperkirakan sebagian besarnya akan tuntas menjelang Pilpres 2019.

Ketiga, karena itu, di atas kertas, Jokowi yang tetap disokong penuh oleh PDIP, hampir pasti akan memenangkan pertarungan Pilpres 2019. Kecuali bila ada hal-hal yang sangat spesifik dan fatal. Dan kami telah menghitung semua kemungkinan, termasuk yang terburuk. Dan juga telah menyiapkan langkah-langkah antisipasinya. Hanya kan enggak enaklah kalau saya beberkan semuanya di sini.

Keempat, sebagai petahana, PDIP dan koalisinya tentu berharap agar kubu penantang di Pilpres 2019 terpecah dua. Biar enteng memghadapinya. Dan sejauh pengamatan saya, besar kemungkinan memang akan muncul dua kubu penantang (kubu Prabowo dan kubu Cikeas).

Tentu, dua kubu tersebut dapat bersatu sejak putaran pertama. Dan jikapun itu terjadi, kubu PDIP sudah siap dengan jurus-jurus pamungkasnya. Dan itu juga berarti, Pilpres hanya akan berlangsung satu putaran. Dan sejujurnya, seandainya pun tetap ada dua kubu penantang, PDIP akan tetap berusaha agar Pilpres 2019 diselesaikan dalam satu putaran: 50+1. Biar hemat biaya, waktu dan energi nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun