Indikator pencapaian yang digunakan dalam penilaian pun disama ratakan dengan anak normal, namun untuk anak syndrom downtersebut tidak diberikan harus mencapai indikator secara penuh dan baik, namun setiap indikator pencapaian yang berhasil anak itu capai merupaka sebuah kemajuan yang sangat luar biasa. Misalnya, anak normal  harus bisa menghitung angka 1-10 dan anak normal itu telah bisa melakukannya dalam waktu satu minggu, namun berbeda dengan anak penyandang syndrom downtersebut, anak itu disamakan harus dapat menghitung angka 1-10,  dan dalam jangka waktu satu minggu anak itu bisa menghitung 1-3 itu sudah merupakan sebuah perkembangan yang dicapai anak tersebut. Anak  itu melakukan terapi di luar lembaga sekolah dan setiap perkembangan yang anak itu capai akan dilaporkan ke pihak sekolah agar pihak sekolah mengetahui setiap perkembangan anak tersebut. Tujuannya agar pihak sekolah dapat menyesuaikan antara pencapaian indikator dengan perkembangan anak tersebut.
Selain itu, guru juga dari awal menjelaskan, memberikan pengertian terhadapa anak normal lainnya bahwa ada anak yang berbeda dari kita semua. Guru dari awal dan berlanjut setiap hari memberikan pemahaman agar menghargai perbedaan yang ada disekitar kitam salah satunya menghargai kelainan salah satu teman kelasnya dengan mengajarkan sopan santun, kasih sayang terhadap sesama, saling tolong menolong terhadap sesama. Intinya adalah anak normalpun diberikan sebuah pengertian tetang kelainan temannya itu agar mereka mau menerima temannya tersebut. Guru di dalam kelas tidak membeda-bedakan anak didiknya, melainkan memberikan kasih sayang dan perhatian yang sama terhadap semua peserta didik
PENUTUP
Dari pemaparan hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa, anak yang memiliki kelainan juga memiliki kesempatan dalam menempuh pendidikan. Dalam pembelajaran, jika anak berkebutuhan khusus tersebut memerlukan bantuan pendampingan khusus guru atau pihak orang tua dapat menyediakannya untuk anak tersebut agar transfer pengetahuan antara guru kemurid bisa tersampaikan dengan baik dan benar. Selain itu, anak berkebutuhan khusu diberikan perlakuan yang sama dalam proses pembelajaran, baik itu sistem pembelajarannya dan lain-lain, tidak boleh memandang kelemahan dia sehingga guru memberikan indikator yang lebih mudah untuk dia.Â
Oleh karena itu membrtikan indikator yang sama degan anak normal namun tingkat pencapaiannya tidak boleh disamakan dengan anak yang berkeutuhan khusus. Selain itu, memeberikan pengertian dan pemahaman kepada anak normal agar dapat menerima anak berkebutuhan khusus tersebut belajar bersama-sama dengan mereka.
Kata Kunci :Anak Berkebutuhan Khusus, Cara Penanganan ABK dalam Proses Belajar Mengajar.