Mohon tunggu...
sabanprummel
sabanprummel Mohon Tunggu... pelajar

Revegetasi lahan bekas tambang sering kali terhambat oleh kondisi tanah yang keras, erosi, dan minim nutrisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hydroseeding Inovasi Hijau untuk Lahan Tambang

11 Oktober 2025   15:56 Diperbarui: 11 Oktober 2025   15:56 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknik Hydroseeding

Revegetasi lahan pasca-tambang merupakan langkah krusial untuk memulihkan ekosistem yang rusak akibat aktivitas pertambangan. Teknik Hydroseeding untuk Revegetasi Tambang menawarkan solusi modern yang ramah lingkungan. Metode ini menggunakan campuran benih, mulsa, pupuk, dan air disebut slurry yang disemprotkan ke lahan tandus menggunakan mesin khusus, cocok untuk area sulit seperti lereng curam.

Proses hydroseeding dimulai dengan menyiapkan lahan, termasuk pembersihan dan pengukuran pH tanah. Slurry, yang terdiri dari 80% air, 10% mulsa (serat kayu atau selulosa), 5% benih, dan 5% pupuk, disemprotkan merata. Mulsa melindungi benih dari erosi dan cuaca ekstrem, sekaligus memperbaiki struktur tanah. Keunggulan teknik ini adalah efisiensi waktu---satu hektar dapat ditanami dalam beberapa jam---dan tingkat keberhasilan benih hingga 85%.

Di Indonesia, hydroseeding terbukti efektif, misalnya di tambang Freeport Papua, memulihkan vegetasi dalam 6-12 bulan. Benih seperti rumput vetiver atau legum lokal sering digunakan, didukung pupuk organik dan aditif anti-jamur. Teknik ini tidak hanya mematuhi regulasi lingkungan, tetapi juga mendukung keberlanjutan. Dengan hydroseeding, industri tambang dapat meminimalkan dampak lingkungan, mencegah longsor, dan mengembalikan keanekaragaman hayati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun