Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(RTC) Kupu-Kupu di Atas Tenda Pengungsi

16 Januari 2019   19:15 Diperbarui: 16 Januari 2019   19:25 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu Latifa seperti bisa melupakan peristiwa tragis pada beberapa malam yang lalu. Yang membuatnya terdampar di suatu tempat yang dia sendiri tak tahu entah di mana kini.  Tempat yang asing.  Dan dia diselamatkan oleh seorang pria saat separuh badan terkubur lumpur.

Gadis itu tetap berlari kecil.  Seperti tak ada lelah.  Sedang tenda pengungsi sudah jauh tak tampak mata.  Mungkin dia pun lupa jalan untuk kembali.

Sementara itu, di tenda pengungsian beberapa orang mulai cemas.  Gadis kecil itu tak tampak.  Mereka yang satu tenda mencari.

"Apa ada yang melihat Latifa?"
"Latifa! Bukankah tadi ke sana."
"Ke mana?"
"Ya, tadi ke arah sana!"

Laki dan perempuan bersahutan memanggil: Latifa.... Latifa...!

Beberapa orang yang tengah di tenda keluar.  Bersegera mengitari lingkungan pengungsian setelah diberitahu anak itu tak ada. Anak-anak sebayanya ditanya, barangkali tahu. Semua menggeleng.

"Kamu mau ke mana?" bertanya seorang pemuda ke rekannya yang tergesa-gesa pergi.
"Ke Posko!"
"Mau laporan?"
"Ya!"

Dan mulailah berita Latifa hilang menyebar.  Petugas Posko pengungsian pun mulai berkordinasi dengan beberapa pihak untuk mencari anak itu.

Di kejauhan sana, kupu-kupu beriringan merendah dan hinggap pada gundukan tanah berlumpur. Mereka berderet rapi.  Latifa tersenyum sambil menghentikan ayunan langkahnya.  Nafasnya diatur pelan.  Jemarinya mendekat.  Sepasang sayap seekor kupu ingin dia pegang dengan jepitan ibu jari dan telunjuk tangan kanannya.  Ia selangkah demi selangkah pelan mendekat.  Ia tak ingin kupu-kupu itu buyar dan pergi lagi.

Dan dia terperanjat oleh injakkan kakinya.  Dia teriak.  Merasa ada yang aneh.  Ada ketakutan pada wajahnya. Sesosok mayat ada dalam gundukan tanah itu.  Ia menjerit keras.

Lengkingan suara gadis itu membangunkan kesadaran orang-orang dewasa.  Mereka terkesiap, ada gadis kecil berada puluhan meter dari mereka.  Sendirian pula.  Tak tahu dari  arah mana  dia datang.  Semua dibuat terbelalak.  Mereka para relawan yang tengah berjibaku mencari korban bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun