Untuk puasa, anak kecil tidaklah wajib puasa, tetapi ia diajak berpuasa ketika berusia tujuh tahun (sudah tamyiz) dan ketika berusia sepuluh tahun meninggalkannya, maka ia dipukul karena ada sangkaan kuat ia berada dalam keadaan baligh dan tamyiz.
Dalam puasa, dari Rabi binti Mu'awwid radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirim utusannya pada siang hari 'Asyura (sepuluh Muharam) ke desa-desa kaum Anshar di sekitar Madinah untuk mengumumkan, 'Barang siapa telah berpuasa sejak pagi hari, hendaklah dia menyempurnakan puasanya. Barang siapa yang pagi harinya tidak berpuasa, maka hendaknya puasa pada sisa harinya.' Setelah itu kami berpuasa. Kemudian kami membiasakan anak-anak kecil kami untuk berpuasa insyaallah. Kami pergi ke masjid, lalu kami buatkan untuk mereka mainan dari kapas yang berwarna. Kalau salah satu di antara mereka menangis (karena merasa lapar), kami berikan kepadanya (mainan tersebut) sampai berbuka puasa." (HR. Bukhari, No. 1960 dan Muslim, No. 1136)
Contoh jelek dalam hal puasa mesti dijauhkan dari anak-anak agar mereka tidak terpengaruh.
Umar radhiyallahu 'anhu berkata kepada orang yang mabuk-mabukan di bulan Ramadan, "Celakalah Anda! Padahal anak-anak kami berpuasa. Kemudian beliau memukul orang yang mabuk tadi (sebagai hukuman)." (HR. Bukhari)
Itu dia moms, sedikit faedah dari buku guru kita, Ustadz Abduh Tuasikal hafizhahullah. Semoga tahun ini si kecil yang sudah memasuki waktu untuk diajarkan berpuasa, dimudahkan masa latihannya.
Semangat para ibu! Baarakallahu fiikum.