kecemasan (anxiety). Tapi tenang saja, kecemasan adalah bagian dari kondisi hidup yang melekat pada pribadi manusia yang bersifat subjektif.
Pernahkah kamu merasakan cemas, gugup, gelisah, tegang, dan resah? Nah, kondisi tersebut biasa disebut sebagaiKecemasan ketika kita berbicara atau beretorika di depan umum adalah demam panggung (State fright). Kecemasan ketika kita melakukan public speaking merupakan hal yang biasa dialami oleh manusia secara psikologis. Hal ini dapat dialami oleh siapa saja ketika mereka melakukan public speaking.
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya kecemasan ini. Pertama, kurangnya latihan. Latihan dapat membiasakan diri kita. Kedua, kurangnya pengetahuan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengembangkan kata-kata dan menjawab pertanyaan para audiens. Ketiga, kurangnya pengalaman. Jam terbang dari seseorang dapat menentukan seberapa ahlinya seseorang.
Ketiga penyebab tersebut dapat kita bagi menjadi dua. Pertama internal, seperti kurangnya latihan dan wawasan. Kedua eksternal, seperti kurangnya pergaulan atau sosialisasi. Hal ini tentu dapat diatasi.
Seperti disebutkan diawal, kecemasan merupakan faktor dari psikologis seseorang. Faktor psikologis merupakan hal yang sangat memengaruhi kecemasan seseorang. Seperti takut dianggap bodoh, pikiran-pikiran yang menkhawatirkan penilaian dari orang lain, dan bisa berdasarkan pengalaman pahit yang pernah ia rasakan ketika beretorika. Hal ini disebut sebagai pembawan pribadi (Trait anxiety).
Walaupun begitu, tak jarang kecemasan bisa terjadi secara tiba-tiba. Hal bisa terjadi ketika seseorang kehilangan fokus, tegang, gugup dan takut. Ini bisa terpicu dikarenakan seseorang memiliki State anxiety, rasa gagal yang akut dan belenggu pikiran negatif.
Kecemasan dapat dipahami sebagai proses emosi yang timbul akibat tekanan dan perasaan tidak mampu mengatasinya. Kecemasan retorika sering direspons dengan dua cara. Pertama, fight atau melawan, sehingga keadaan dapat diatasi. Kedua, flight atau melarikan diri, sehingga kecemasan semakin meningkat.
Ciri-ciri orang yang mengalami kecemasan retorika meliputi suara yang parau, serak, terbata-bata, diam dalam waktu yang lama, dan mengakhiri ceramahnya secara tiba-tiba. Secara fisik, orang yang mengalami kecemasan retorika sering berkeringat dan detak jantungnya berdebar kencang.
Namun, kecemasan retorika sebenarnya tidak perlu dihilangkan sepenuhnya. Kecemasan penting karena mendorong persiapan lebih baik, pemahaman materi, dan pemahaman audiens. Oleh karena itu, kecemasan retorika sebaiknya dikelola dengan persiapan dan latihan yang baik.