Mohon tunggu...
Thukul Satus
Thukul Satus Mohon Tunggu... Administrasi - Pria 40 tahunan

Sedang belajar di Kompasiana s/d sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita Kotak-kotak Kota

25 Juni 2013   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita keluar dari kotak
Melangkah di atas batu panas yang memadati dan menutup setiap sel tempat berpijak
Ribuan mobil menyemut dan orang berhilir mudik di sisi-sisinya
Keluar dan masuk pada kotak-kotak yang berjajar padat
Terik yang membakar tanpa kesejukan

Kita bersemangat di akhir pekan
Berbondong-bondong meramaikan bukit-bukit dan puncak-puncak
“Mencari udara segar dan suasana baru” kata kita
Aku berkata,” Aku bosan dengan kesejukan buatan”
Kata-kata klise dan semua tahu itu

“Kita bosan dengan kehadiran mereka,” kata bukit dan puncak
Menelanjangi kita tak bersisa..Membekaskan cacar bernoda dan buruk rupa..
Menebar asap dan menutup kulit kita hingga berjerawat

Biarkan kawan hujan mendera
Biarkan kawan angin menghantam
Karena sakit ini sudah tak tertahankan!

.

Go Green Jakarta
Sudirman, Jakarta
TS.Blacks!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun