Di Dusun Moak, Kecamatan Satar Mese Utara, Bapak Tote Son sebagai penggerak kelompok tani Niang Golo berhasil mengembangkan pupuk organik cair (POC) dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang mudah diperoleh. Inovasi ini hadir sebagai upaya meningkatkan kesuburan tanah sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.Â
Bahan utama yang digunakan adalah kotoran ternak sapi atau kerbau yang masih basah. Kotoran tersebut kemudian dicampur dengan daun gamal yang dikenal kaya akan nitrogen. Sebagai bahan fermentasi, ditambahkan EM4 bersama gula merah yang berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme agar proses penguraian berjalan lebih cepat. Proses pembuatan dilakukan dengan memasukkan campuran tersebut ke dalam drum plastik yang tertutup rapat. Selama masa fermentasi, drum sesekali diaduk agar proses penguraian merata. Dalam beberapa minggu, cairan hasil fermentasi akan siap digunakan sebagai pupuk organik cair.
Takaran bahan yang biasa digunakan adalah:
1. Kotoran ternak segar: 20--30 kg
2 .Daun gamal cincang: 10--15 kg
3. EM4: 1 botol ( 500 ml)
4. Gula merah: 1 kg yang dilarutkan dalam air hangat
5. Air: secukupnya hingga drum hampir penuh
Campuran difermentasi selama 2--3 minggu. Setelah itu, pupuk cair siap dipakai dengan cara diencerkan terlebih dahulu. Umumnya, 1 liter POC dilarutkan ke dalam 10--15 liter air untuk penyemprotan daun atau penyiraman tanaman. Menurut Dr. Sutedjo (ahli tanah dan kesuburan, UGM), pupuk organik cair yang berasal dari kotoran ternak dan bahan hijauan mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan populasi mikroba baik, serta menyediakan unsur hara makro dan mikro yang lebih seimbang dibanding pupuk kimia. Sementara itu, Ir. M. Nasir, M.Sc. (peneliti pupuk organik, Balai Penelitian Tanah Bogor) menegaskan bahwa penggunaan EM4 dalam pembuatan pupuk cair sangat efektif mempercepat proses dekomposisi. Penambahan gula merah berperan penting karena menyediakan sumber energi bagi mikroba sehingga hasil fermentasi lebih cepat matang dan kaya nutrisi.
Sejalan dengan itu, penelitian (Oviyanti et al.,2016) menunjukkan bahwa pupuk organik cair berbahan daun gamal yang difermentasi dengan EM4 dan gula merah mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi secara signifikan. (Fahrurrozi et al.,2017) juga menemukan bahwa daun gamal memiliki kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan karbon organik yang tinggi sehingga potensial sebagai bahan baku pupuk cair.
Dengan adanya penguatan dari hasil penelitian para ahli dan dukungan literatur ilmiah, inovasi sederhana yang dilakukan oleh Bapak Tote Son bersama kelompok tani Niang Golo semakin terbukti bermanfaat. POC tidak hanya membantu petani mengurangi biaya produksi, tetapi juga menjaga kesuburan tanah, meningkatkan hasil panen, dan mendukung pertanian berkelanjutan. Â Â Â