Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bumi Manusia dan Jempol Milenial

29 Mei 2018   12:33 Diperbarui: 29 Mei 2018   21:40 2116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pram, Tetralogi Pulau Buru. Sumber foto: abighifari.files.wordpress.com

Pramoedya Ananta Toer, siapa diantara para gaes yang tidak mengenal beliau? Seharusnya kenal, terutama buat para gaes yang berkecimpung di dunia sastra, literasi, tulis menulis apapun itu. Pram adalah nama adidaya, nama yang pantas di depannya disematkan jenis sebutan "Sir" atau "Don" dalam dunia sastra.

Saya gunakan kalimat "seharusnya", bukan "tentunya" untuk mengenal beliau, karena memang tidak semua orang kenal dan tahu Pram itu siapa, contohnya orang rumah saya, hanya yang suka baca buku saja yang suka Pram, sisanya pas ditanya malah nanya balik "Pramoedya? Siapa tuh?" gitu.

Jadi, para gaes geek sastra ini tidak perlu es-mochi ketika ada seorang anak bujang yang nekat nulis di twitter kayak begini:

Sumber: www.twitter.com
Sumber: www.twitter.com
"Penulis baru terkenal" katanya? Sekilas es-mochi saya naik ke ubun-ubun, ingin muntab, meninju siapapun yang lewat di depan saya (kecuali Maudy Ayunda). 

Warbiyasak, Pramoedya dibilang baru terkenal, ini sama dengan anak bujang yang kritik foto seorang maestro Darwis Triadi tempo hari karena perkara jilbab Desy Ratnasari, padahal foto itu request dari timnya Mbak Desy.

Tapi sebelum saya marah, iling lan waspodo adalah petuah ayah saya, tetap kendalikan diri meskipun es jeruk di depan mata di siang terik bulan puasa. Sabar, ini cobaan.. berkali-kali kata itu terngiang di telinga, sabar karena yang nulis itu tentunya mempunyai kualitas pendidikan yang rata-rata Prim*ta.

Buat apa saya es-mochi sama rata-rata Prim*ta? Tak da guna uda, saya dan para geek sastra lain pun harus sadar, para anak bujang itu adalah anak bujang yang kecepatan jempolnya melebihi kecepatan suara. 

Mereka mengetik secepat Superman yang kebelet p*p, tanpa pernah menggunakan otaknya untuk sekadar memanfaatkan teknologi yang namanya Google, untuk mencari tahu, siapa Pramoedya.

Justru dengan postingan mereka itulah kita bisa membuka mata, fakta seperti apa generasi milenial kita.

Mereka (para anak bujang) itu adalah produk "semi-gagal" di zaman milenial. Mereka gagap literasi. Saya tidak bilang produk pendidikan gagal semua. Anak saya pun sudah sekolah, sehingga lumayan mengikuti perkembangan pendidikan anak.

Saya akui, banyak hal-hal baik yang diajarkan sejak metode parenting diajarkan, tapi ya itu tadi, para orang tua kembali sibuk ke kehidupan mayanya ketika anak sudah SD. Kesibukan orang tua saat ini bertambah, tidak cuma dunia kerja atau bisnis, tapi juga dunia sosial media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun