Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bumi Manusia dan Jempol Milenial

29 Mei 2018   12:33 Diperbarui: 29 Mei 2018   21:40 2116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pram, Tetralogi Pulau Buru. Sumber foto: abighifari.files.wordpress.com

Pun orang tua senior yang terbawa arus milenial, boro-boro bawa anaknya ke perpustakaan atau sekadar ke toko buku, parents now lebih suka bawa anak ke kafe kece, atau tempat hiburan keluarga yang hits demi feed instagram.

Dan, sekolah bagus itu MAHAL, seriyes ini gaes. Sekolah bagus itu MAHAL. Sekolah bagus dengan perpustakaan lengkap, rapi, bersih dengan sistem dan metode literasi yang bagus itu MAHAL. 

Saya gak mau sebut angka, karena beberapa sekolah yang kami survei, harganya bikin jantung syok. Yah, sekadar DP 10% Avanza Veloz mah dapet deh.

Gak usahlah yang bagus punya, dulu zaman saya SD, perpustakaan sekolah jelek, kumuh, tapi buku-bukunya lengkap terawat. Saya membaca Ronggeng Dukuh Paruk pertama kali ya di situ. Suatu ketika sekolah kebanjiran, saya ingat guru saya berenang menerjang banjir untuk menyelematkan satu hal: buku-buku.

Semua bisa diperjuangkan, tapi beberapa saya lihat guru SD pun sibuk dengan gadgetnya. KZL gaes! Guru milenial ternyata gak ada bedanya sama anak murid.

Toko buku semakin langka, Gramedia di ITC Ambassador sudah tutup, mungkin akan meyusul tempat-tempat lain. E-Book tidak bisa diandalkan karena bernaung di dalam gadget.

Parents now lebih ringan mengeluarkan uang 1.5 juta untuk gadget ketimbang buku seharga 70-100 ribu. Anggaplah sebulan satu buku, maka dalam setahun punya 12 buku = 12 x 100 ribu = 1.2 juta, masih lebih murah ketimbang gadget. Gadget dalam setahun anak bujang minta ganti baru, keluar lagi duit 2.5 juta, 2.5+1.5, setahun keluar 4 juta untuk gadget.

Indonesia harus menunggu event Big Bad Wolf (gelaran buku terbesar) di adakan dengan diskon gede-gedean dulu, itupun 60%-nya supaya eksis di sosmed. Iya tho? Kwkwkwk..

Ya, gimana pendidikan literasi sastra ini mau dinikmati merata oleh para anak bujang? Belum mereka mengenal siapa Pramoedya, siapa Goenawan Mohammad, siapa Ahmad Tohari, bahkan siapa Dewi Lestari, mereka sudah mengenal dulu Harley-nya Mobile Legends. Duh biyung.

Bahkan ada yang tidak mengenal siapa Mohammad Hatta sodara-sodara, BUNG HATTA!! Pengen gigit drakula gak sih?

Tapi sekali lagi, mereka tidak salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun