Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Harapan di Tengah Kegelapan : Episode 2

3 April 2025   11:46 Diperbarui: 3 April 2025   10:16 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hening. Rian terbelalak dengan ucapan Cedric setelah kalimat perkenalannya. "Tunggu, apa maksudmu? Orang tua 'palsu'? Aku tidak tahu apapun tentang itu!" Entah kenapa Rian mulai gelisah dan jantungnya berdegub kencang.

"Oh, kau belum tahu, ya? Baiklah, mumpung kau masih 'normal'. Aku akan menceritakan apa yang aku tahu," katanya sambil tersenyum dan duduk di kursi dekat ranjang Rian.

"Alisa dan Caleb, sebenarnya mereka adalah orang tua angkatmu, Rian. Lalu, di mana orang tua kandunngmu itu, ya? Akan kujawab, dan pasang kupingmu baik-baik," Cedric mencodongkan tubuhnya dan mulai berbisik, "Mereka berdua sudah tewas, di tangan Caleb."

Lengang. Mata Rian membulat tidak percaya, sangat shock. Tetapi tersirat di sana amarah yang semakin menggebu-gebu. Rian memang sempat meragukan dirinya sebagai anak kandung kedua orang itu, namun dia tidak punya bukti. Golongan darahnya juga sama dengan Alisa, yakni B. Jadi dia tidak terlalu memedulikannya. Juga, setiap dipancing pembicaraan yang mengarah ke sana berkedok candaan, baik Alisa maupun Caleb mereka berdua seperti terlihat gelisah dan mulai mengalihkan topik yang lain.

"Siapa ... nama orang tua kandungku?"

"Kresna dan Mala, mereka berdua adalah orang tua kandungmu, yang sudah lama tiada sejak kau masih bayi karena dibunuh oleh Caleb. Tidak hanya orang tuamu saja, melainkan seluruh keluarga besarmu dari kedua belah pihak juga dibunuh olehnya. Dengan kata lain, dia pembantai keluargamu, Rian. Kalau mau tahu detailnya seperti apa, tanyakan saja kejadian yang sebenarnya kepada Caleb, ayah palsumu itu, karena aku tidak terlalu tahu detailnya," kata Cedric sembari mengibaskan tangannya.

Rian mengernyitkan dahi. "Apa maksudmu? Bukankah dia dan istrinya sudah tewas kemarin lusa? Di depan mataku sendiri."

Cedric menghela napas panjang, agak frustasi dengan bocah kulit sawo matang di hadapannya ini. "Bodoh sekali. Kau belum pernah mendengar kata 'kloning'? Seharusnya di SMP kelas sembilan sudah diajarkan oleh gurumu."

Rian mengangguk ragu-ragu. "Aku sudah pernah diajar tentang rekaya genetika sebelumnya. Tapi, aku belum tahu apa maksudmu." Rian mencoba berbicara dengan tenang, meskipun dia masih terkejut dan pikirannya sudah mengembara ke berbagai kemungkinan yang ada.

Cedric bersedekap. "Alisa, dia punya kekuatan yang bisa membuat kloning-an yang persis seperti dirinya, bukan secara ilmu sains dan pengetahuan. Dia juga yang membuat kloning-an suaminya sendiri, yakni Caleb. Dan setiap energi mereka hampir habis, mereka akan pergi ke sungai terdekat dan saling menempelkan dahi untuk mengisi daya energi dan kembali ke rumahmu itu, romantis sekali."

Ekor matanya Rian berkedut, lalu menatap langit-langit. "Lalu ... di mana mereka sebenarnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun