Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Harapan di Tengah Kegelapan : Episode 1

3 April 2025   09:46 Diperbarui: 3 April 2025   09:39 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar : Canva)

(Tirai merah panggung terbuka perlahan)

Sihir dan ilmu pengetahuan, keduanya berjalan beriringan di sebuah dunia bernama Tanah Solhaven. Manusia hidup beriringan dengan berbagai makhluk yang dianggap hanya mitologi semata di Bumi, seperti Elf, Fairy, Dwarf, Naga, Putri Duyung, Ras Kucing, dan sebagainya yang telah menetapkan batas wilayah pusat masing-masing. Meski begitu, kalian dapat menemukan mereka yang sedang berbaur dengan para manusia yang lain karena seiring berjalannya waktu, keberadaan mereka mulai sedikit tergeser karena pencampuran antara manusia, dan berbagai makhluk tadi. Meski begitu, mereka tetap menjalin hubungan dengan manusia yang jumlahnya lebih banyak daripada mereka. Seiring berjalannya waktu yang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia yang semakin maju. Satu persatu bermunculan manusia yang berumur panjang akibat rekayasa genetika yang diturunkan melalui anak-cucu mereka, baik yang mempunyai kekuatan maupun tidak.

Para makhluk mitologi tadi yang awalnya merasa terancam, kini perlahan mulai membuka diri kepada manusia lagi setelah sempat terjadi konflik berkepanjangan di antara mereka semua. Terutama bagi bangsa Elf, Fairy, dan Naga yang terkenal akan panjangnya umur ketiga bangsa tersebut yang dapat hidup hingga ratusan ribu tahun lamanya, kecuali mereka dibunuh. Berumur panjang, bukan berarti kekal dengan kematian. Hal itu juga yang dirasakan oleh sebuah keluarga kecil yang terletak di Kota Teras, di sebuah negara yang terkenal dengan kemajuan teknologi dan sihirnya yang berjalan berdampingan secara seimbang, yakni Xeriya. Urutannya, si anak berumur 118 tahun, ayahnya berumur 235 tahun, dan ibunya berumur 227 tahun.

Mari kita mulai kisahnya!

~~~~~~

Di sebuah kota kecil di negara Xeriya, bernama Kota Teras. Bulan purnama menggantung indah yang berhiaskan konstelasi bintang yang sedang percaya diri menampakkan pesonanya, dengan sayup-sayup jangkrik serta kicauan burung hantu yang menemani malam yang tenang itu. Tapi, di salah satu rumah dengan halaman yang ditanami aneka tanaman hias yang membuat nuansa sejuk nan nyaman. Di bawah pencahayaan lampu kamar yang nyaman di mata, seorang anak laki-laki yang duduk di depan meja belajarnya dengan tumpukan buku-buku dan beberapa kertas ujian yang berserakan di kasurnya, tertera nilai berkisar 90-100. Lampu belajar yang menempel pada salah satu sisi meja belajarnya, menyoroti wajah laki-laki berkulit sawo matang tersebut yang nampak letih.

"Hadeh, capeknya," keluhnya. "Tapi... kalau aku berhenti, kesempatan kuliah di perguruan tinggi ternama bisa gagal! Aku tidak mau mengecewakan ayah dan ibu, aku harus bisa membalas kebaikan mereka sebisa mungkin!" lanjutnya yang mulai memantik bara api semangatnya yang sempat meredup.

TOK! TOK!

"Masuk aja! Nggak dikunci kok," serunya tanpa mengalihkan pandangan terhadap lembaran materi.

Pintu perlahan dibuka, dan secangkir teh hangat beserta sepiring kue coklat kesukaan tersaji di tepi meja makan. "Istirahat dulu, Rian. Ibu khawatir kalau kamu demam lagi." Sebuah suara yang lembut, mengena di hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun