Mohon tunggu...
Mohammad Zasriansyah
Mohammad Zasriansyah Mohon Tunggu... Guru - Tulislah Sejarah itu dengan Benar dan Jangan Mengada-ada apalagi dengan Tafsiran yg tidak dapat dipertangungjawabkan. Sejarah suatu negeri carilah dimana sejarah itu lahir dan bukan diluar daerah yg mana belum tentu kebenarannya.. Ryan Zasriansyah

Guru Sekolah Menengah Pertama dan Penggiat Sejarah serta Budaya. Pendiri dan Pengurus Komunitas Historia Tolitoli Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan featured

Refleksi Nasionalisme Perjuangan Rakyat Malomba di Bumi Olongian Tahun 1945

11 Juli 2019   01:12 Diperbarui: 16 Agustus 2019   20:41 1533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Perlawanan Rakyat Malomba dalam menentang kebijakan pemerintahan militer Jepang di Tolitoli/Historyrian.blogspot.com

1. Perlawanan Rakyat (Masyarakat) Malomba dalam menentang Imprealis Jepang pada tanggal 18 Juli 1945.

Lokasi Peristiwa 18 Juli 1945 yang mengakibatkan terbunuhnya Lanoni dan Pimpinan Jepang Tolitoli/Dokpri
Lokasi Peristiwa 18 Juli 1945 yang mengakibatkan terbunuhnya Lanoni dan Pimpinan Jepang Tolitoli/Dokpri
                                                  

Almarhum H. Mahmud Radjaili Menegaskan "Seperti yang sama kita ketahui Penjajahan Jepang telah membuat Masyarakat Malomba menjadi semakin menderita dan sengsara akibat kerja rodi turun ke sawah". Hal ini didukung pula dengan penuturan dari Bapak Hayyun Harun dimana beliau menjelaskan kesengsaraan yang dibuat oleh Jepang semakin membuat "Todeisa" menderita. Dua penuturan ini semakin menguatkan bahwa keadaan masyarakat kala itu serba kekurangan baik itu dari pangan dan sandang mereka.

Selain itu, Tantong Madayuni dari Kalimantan membawa kabar bahwa Jepang telah kalah terhadap sekutu di Asia Pasifik. Muncul sebuah pertanyaan apakah berita atau kabar yang dibawa oleh Tantong Madayuni menjadi pemicu meletusnya tragedi peristiwa tgl 18 Juli 1945. Ataukah peristiwa ini dipicu dari akibat kebijakan Pemerintah Militer Jepang yang membuat rakyat Malomba semakin sengsara demi melaksanakan kebijakan romusha untuk kepentingan perang Jepang. Siapakah aktor intelektual dibalik peristiwa ini?.

Peristiwa Perjuangan rakyat di Malomba terjadi ketika Lanoni berhadapan dengan Ken Kanrikan yang menyebabkan mereka berdua tewas. Jika peristiwa itu adalah perang bisa jadi pemerintah Militer Jepang sudah mempersiapkan dengan matang. Seperti yang telah diketahui militer Jepang sangat unggul dalam kontak senjata atau strategi berperang. 

Mengapa demikian? Pemerintah Jepang hanya mengganggap kekacauan yang terjadi di Malomba hanyalah pemberontakan kecil yang bisa dipadamkan demi mengamankan lumbung pangan mereka.

Akan tetapi,pemerintah Jepang tidak mengetahui bahwa sebelumnya rakyat malomba telah mengadakan pertemuan demi membahas rencana mereka untuk melawan Pemerintah Jepang. Hasil pertemuan itu membuahkan sebuah keputusan dimana seluruh masyarakat Malomba harus bekerjasama dan membantu satu sama lain dalam menghadapi Jepang baik itu di pihak Orang Dondo maupun orang Bugis pada saat itu. Baula (Suku Dondo) ditunjuk untuk melakukan penjagaan di arah timur dan sementara Lasainong (Suku Bugis)  ditunjuk untuk melakukan penjagaan di arah barat serta barang siapa yang lari maka seluruh harta bendanya akan disita. 

Pada peristiwa ini Lanoni gugur sebagai pahlawan setelah menewaskan Ken Kanrikan saat itu juga. Sebelumnya Lanoni sudah berniat akan membunuh pimpinan Jepang itu meskipun beliau tewas. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh masyarakat Janja Desa Malomba sewaktu penulis melalukan lawatan sejarah ke dusun tersebut. Almarhum Lanoni dikuburkan di Desa Ogogasang dan semangat juang beliau tak pernah padam di jiwa pemuda dondo sebagai bentuk penghormatan terhadap Beliau. Meskipun diera sekarang ini banyak generasi milenial tidak mengetahui kisah heroik beliau.

Meskipun mengenai siapa yang tewas terbunuh pada tragedi 18 Juli 1945 dengan versi yang berbeda apakah Lanoni atau Bebelan. Menurut hemat penulis adalah Carilah suatu sejarah dimana sejarah itu terjadi dan bukan ditempat asal sejarah itu tak terjadi. Beberapa masyarakat pasca peristiwa tersebut ditangkap oleh Jepang dengan hukuman pancung dan penjara. Taniangka, Bebelan dan lainnya dihukum pancung sementara Radjaili dan lainnya di penjarakan.     

2.  Memupuk semangat Nasionalisme sebagai Identitas Bangsa Melalui Gerakan Sadar Sejarah bagi Kaum Milenial dan Masyarakat Dondo.

Generasi milenial adalah generasi masa kini yang harus menjadi menjadi pusat perhatian agar semangat nasionalisme dapat tumbuh dalam diri mereka. Sebab hampir semua generasi ini telah buta akan sejarah bangsanya sendiri. Melalui media sosial yang kian marak belakangan ini tentunya kita dapat menyelipkan sejarah-sejarah perjuangan agar mereka dapat membaca sedikit demi sedikit hal-hal yang bermakna positif dari sejarah lokal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun