Saat ngobrol, sebenarnya saya mengeluarkan energi, tenaga, atau apalah namanya sehingga pada akhirnya saya merasa lelah, apalagi jika orang yang harus dihadapi jumlahnya banyak.
Ngobrol saja bikin lelah?
Bagi seorang introvert, ya.
Persamaannya mungkin seperti orang yang biasa aktif bergerak kesana-kemari malah mudah lelah ketika disuruh duduk diam tidak mengerjakan apapun.
Penjelasan ilmiah berikut saya temukan di sebuah situs:
"Saat bersosialisasi, sinyal yang dikirimkan amigdala dan neucleus accumbens (bagian otak yang terkait dengan rasa gembira dan sistem penghargaan) dalam otak orang introvert tidak akan menyala seaktif otak orang ekstrovert. Â Akibatnya, jika orang ekstrovert merasa bahagia saat sedang bersosialisasi, orang introvert tidak merasakan hal ini."
Begitulah.
Jika orang ekstrovert merasa energi hidupnya bertambah saat berjumpa orang lain, sumber energi orang introvert berasal dari dirinya sendiri, dari 'me time'-nya apakah dari membaca, nonton, menulis, mendengarkan lagu, bermain game, bahkan mungkin sekadar melamun.
"Introvert itu kaya hamster, yang kalo lagi main di bolanya yang berputar itu, dia punya dunianya di situ yang menurut dia energinya dia dapet juga dari situ," cetus Wekka Allamah di situs ask.fm (sumber)
Terkadang orang introvert lebih suka memerhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya atau tenggelam dalam pikirannya sendiri. Â Bagi mereka, ini sangat menyenangkan, bahkan mungkin bisa jadi inspirasi bagi mereka untuk menuangkan imajinasinya dalam bentuk tulisan atau lukisan.
Satu yang harus dipahami adalah, orang introvert cenderung berpikir dulu sebelum bertindak/berbicara, mereka memilih mana yang perlu diungkapkan pada orang lain dan mana yang tidak.
