Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Tengah Malam #2

16 Maret 2015   23:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:33 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun sejak saat itu aku kerap mendengar tangisan bayi di malam hari – sampai sekarang. Dan hari inilah puncak dari segala kengerianku selama ini!

* * *

Adeline. Wajahnya pucat dengan sedikit darah mengalir di bibirnya.  Matanya menatap kosong.  Tangan kanannya terlihat menjuntai seperti tak bertulang, sementara tangan kirinya memeluk erat satu sosok mungil dengan kulit yang sama pucatnya. Bayi! Aku tercekat! Aku ingin berteriak tapi suaraku hilang entah ke mana. Aku ingin lari dari tempat ini tapi tubuhku rasanya terpaku. Dengan langkah diseret, Adelline mendekatiku. Ia memandangku dengan tatapan kosongnya. Aku ingin memalingkan wajahku darinya tapi aku tidak bisa!

“Sultan…” terdengar suara yang lebih mirip bisikan.  Suara Adeline saat ini terdengar sangat menakutkan di telingaku.

Tangan kiri Adeline mengangsurkan bayi pucatnya ke arahku.

“Ini anakmu.  Anak kita…”

Semakin dekat denganku, bayi itu mulai menangis.  Tangisannya terdengar makin kencang dan kencang. Aku terjatuh dan tak ingat apa-apa lagi.

* * *

Pancaran senter itu menyilaukan mataku.

Aku di mana?

“Responnya bagus,” terdengar suara yang sangat kukenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun