Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Laut Menjadi Tujuan Pelarian Ketika Petang

20 September 2020   17:36 Diperbarui: 20 September 2020   17:38 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tidak perlu kau dekatkan telingamu ke dadaku, cukup dengar debur ombak
Berdiri tegak menatap jauh ke tengah laut akan terlihat hatiku yang telah dipenuhi  bercak
Noda masa lalu yang ingin kularung bersama gelombang dengan harapan tidak kembali
Aku ingin petang ini menjadi saksi

Tapi, laut sudah hitam dipenuhi tumpahan minyak dari kapal karam karena tinggi gelombang
Laut sepertinya tidak bisa menerima, kalau begitu dikuburkan saja di pasir pantai yang panjang
Memang percuma, karena cepat atau lambat pasir pantai akan tergali walaupun membisu
Kalau begitu, aku menunggu laut kembali membiru

Kehadiranmu ketika petang bukan untuk menjadi saksi tapi hanya menghadiri
Boleh dibikin cerita maupun diam tanpa bicara, pasrah karena  terlalu berat noda di hati
Tak menjadi jaminan laut bisa membersihkan
Setidaknya laut bisa menjadi tujuan pelarian

Sungailiat, 20 September 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun