Bersih itu bagian dari pada iman.
Kalimat itu sering di dengar dari orang tua, guru ngaji yang selau mengingatkan dikutip dari hadist nabi. Bahwa bersih tidak hanya suci diri tapi juga bersih lingkungan. Termasuk rumah kita ketika menyambut Idul Fitri.
Dari hadits Ahmad, Muslim, dan Tarmidzi disebutkan:"Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman." (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)
Bagi tugas
Kami tidak memiliki asisten rumah tangga, jadi tugas dibagi kepada anggota keluarga untuk bersih-bersih rumah sebelum Idul Fitri. Di rumah ada 4 orang terdiri dari saya, istri dan 2 orang anak kami. Jadi tugas di bagi 4 bagian.
Saya mendapat tugas membersihkan ruang tamu dan ruang keluarga. Mengeluarkan kursi ke luar dari rumah untuk dijemur di tengah sinar matahari dengan di bantu si sulung. Saya membersihkan kursi di luar. Si sulung nyapu dan ngepel di ruang tamu dan keluarga.
Sedangkan istri membersihkan dapur dan kamar mandi. Disamping merapikan susunn prabotan agar tersusun rapi. Serta menggantikan horden dengan yang baru di bantu si bungsu.
Si bungsu mendapat tugas khusus selain membantu ibunya yakni membesihkan kaca jendela dan menyapu halaman rumah. Tapi ia tidak keberatan bila diminta untuk turut membantu bila diminta.
Urusan membersihkan kamar tidur dan merapikannya adalah tugas penghuni kamar. Seluruh lingkungan rumah harus bersih dan rapi. Ini biasa kami lakukan 2 hari sebelum lebaran.
Dengan fungsi tugas yang jelas, maka tugas bersih-bersih rumah dapat dilakukan dengan tertib. Semua yang ada di rumah kebagian tugas. Tidak ada yang saling iri karena merasa tugasnya lebih banyak.
Rutinitas membersihkan rumah itu merupakan dilakukun setiap hari, tapi tidak separipurna menjelang Idul Fitri. Bersih-bersih rumah menjelang Idul Fitri menjadi lebih khusus. Karena kita bakalan menerima tamu yang bersilaturahmi saat lebaran sehingga kita sebagai tuan rumah wajib menciptakan suasana rumah jadi berbeda
