Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pagar Jendela, Pagi, dan Waktu Mengajak Kembali

24 Februari 2020   06:28 Diperbarui: 24 Februari 2020   06:28 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingin lepas memandang pagi, tapi jendela terpagar jeruji. Aku tidak merasa terhalangi. 

Masih terlihat hijau daun yang membikin tenang memandang. Mata minusku tanpa penghalang.

Padangan tidak merasa dijeruji, ketika pagi menyisakan mimpi. Perlahan terungkap wajah-wajah pembenci, yang telah melukai. Terbuka tabir pagi.

Aku tetap di dalam, dibelakang jendela berjeruji. Biarkan matahari terhalangi. Waktu sesaat ini buat merenungkan diri. Mimpi tak selamanya dipercayai. Kadang hanyalah lukisan ilusi.

Aku akan segera meninggalkan jendela berjetuji. Tak ingin berlama-lama membahas mimpi. Bukan jeruji yang merintangi, tapi jendala yang menyempitkan imaji.

Bukakan pintu pagi, dari luar memandang jendela yang berjeruji. Hanyalah ruang gelap yang terkesan sunyi. Tinggalkan saja, sudah waktunya kembali.

Sungailiat, 24 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun