Saputangan basah karena air mata, embun membuat bertambah basah. Perempuan menjajakan kopi kepada lelaki yang gelisah.
Perempuan penjaja kopi menawarkan diri. Memberikan ruang hati. Tak ada jawaban dari lelaki.
Lelaki menikmati kopi. Hati gelisah dituntut janji. Perempuan yang belum dinikahi telah dihamili. Perempuan penjaja kopi tidak mengetahui.
Kopi hangat terasa embun. Lelaki tak menemukan kehangatan terus tertegun. Membuat tatapan hampa dalam lamunan. Perempuan penjaja kopi mengingatkan. Hari sudah malam. Lelaki tetap diam.
Kecamuk lelaki tertumpahkan di tengah malam. Penjaja kopi terdiam. Angin malam telah mengarahkan, perempuan penjual kopi menyarankan. Agar lelaki mengawinkan perempuan yang dihamili. Jangan dibiarkan sendiri.
Penjaja kopi ganti berkisah, matanya basah. Saputangan bertambah basah. Juga mengalami, menghidupi buah hati dalam susah. Lelaki tergugah. Kemudian pergi meninggalkan secangkir kopi, ia ingin menikah.
Penjaja kopi mengusap pipinya yang basah. Memandang gelap malam yang mulai lelah.Â
Sungailiat, 8 Februari 2020