Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Narasi Pagi

28 November 2019   06:21 Diperbarui: 28 November 2019   07:10 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jauh ke Timur kutatap awan perlahan terang, matahari mulai naik menerangi pagi. 

Aku mulai menata aksara untuk kurangkai menjadi kata-kata, membangunnya dalam baris tersusun dalam bait puisi.

Pagi telah menjadi energi menguatkan literasi, menyentuh embun yang bertaburan dengan diksi yang tercurah dari hati.

Satu kali tarikan nafas walaupun sedikit tersekat koma, berlanjut hingga titik mengakhiri narasi.

Bersama pagi dalam aroma kopi, telah ada puisi yang disisipi dalam irisan roti dari senyummu yang tersirat curiga ketika mimpi mengabarkan telah dihianati.

Hati telah tercemari, apalah arti puisi kalau hanya rekayasa dalam sandiwara fiksi yang tidak mampu meyakini.

Sungailiat, 28 November 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun