Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Masa Lalu

23 November 2019   18:33 Diperbarui: 23 November 2019   18:33 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terulang kembali ketika tak lagi beradat, ada yang durhaka. Mulut culas anak menghina ibunya. Seketika petir menyambar, pertanda itu benar. Ia telah durhaka, tapi petir tak jadi menyambar dirinya hanya pertanda. Tak jadi legenda. Tak kena kutukan. Tak jadi batu disumpah ibunda.

Masa lalu itu ilmu. Masa lalu itu keliru. Masih sama dengan masa lalu berarti tak maju. Kita bukan pendosa, bukan pula pewaris dosa. Kutukan ratusan tahun yang lalu,  mengapa menjadi pembenaran? Kita sedang diuji keteguhan keimanan. 

Sungailiat, 23 November 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun