Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Laut Bangka Dikepung Pertambangan Timah, Ancaman bagi Nelayan dan Pariwisata

12 Januari 2020   01:18 Diperbarui: 12 Januari 2020   01:35 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan kapal keruk, kapal isap dan peralatan penambang konvensional di laut pantai Timur kota Sungailiat, kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dokpri)

Pulau Bangka yang sudah lama ditambang buminya, sudah saatnya diselamatkan. Kerusakan alam telah berdampak kepada kehidupan nelayan, karena ikan-ikan sudah tidak ada lagi akibat rusaknya terumbu karang. 

Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap alam pulau Bangka untuk duduk bersama baik itu pemerintah pusat, Pemda, PT Timah Tbk dan rakyak setempat. 

Bila tidak ada kesepakatan, terutama PT Timah Tbk yang menguasai alam pulau Bangka sebagai pemilik izin usaha penambangan untuk dapat melepaskannya kepada Pemda setempat bila tidak sengketa ini tidak akan pernah tuntas. Karenanya dibutuhkan kerelaan PT Timah Tbk melepas kawasan perairan laut yang masih kaya dengan kandungan timah. 

Kapan lagi PT Timah Tbk memberikan kesempatan kepada daerah yang sudah lama dieksploitasinya untuk berkembang menjadi kawasan wisata yang maju serta nelayannya yang sejahtera. 

Tidak lagi kesulitan menangkap ikan, cukup dekat dengan pantai. Sekarang ini mereka harus menangkap ikan jauh dari pantai karena terumbu karang yang rusak. Modal yang dikeluarkan nelayan lebih besar karena bahan bakar minyak yang dipergunakan lebih banyak. 

Semoga sengketa ini benar-benar berakhir, tidak ada lagi unjuk rasa nelayan, air laut kembali membiru, pariwisata menjadi maju. 

Salam dari pulau Bangka. 

Rustian Al' Ansori 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun