Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kampung Gedong dan Status "Desa Wisata" yang Dipertanyakan

12 Januari 2020   16:01 Diperbarui: 13 Januari 2020   16:16 1953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak tahu kalau Kampung Gedong menjadi desa wisata. Baru mengetahui setelah berada di jalan masuk ke desa itu, terdapat pintu gerbang yang tidak terawat dengan catnya yang sudah kusam bertuliskan, "selamat datang di desa wisata."

Saya dengan 2 orang teman kebetulan melintas di desa ini, saat menjalankan tugas dinas kantor di desa Begurah, kecamatan Riau Silip, kabupaten Bangka.

"Setelah dari desa Begurah kita mampir di Kampung Gedong," ujar saya kepada Baharudin, teman saya.

Ia pun ingin ke sana. Ketika selesai  dari desa Begurah, sopir kami pak Eko membawa kami menuju Kampung Gedong. Desa ini di perbatasan antara kecamatan Riau Silip dan kecamatan Belinyu. Berada di sebelah Utara kabupaten Bangka. Berjarak sekitar 50 km dari Sungailiat, ditempuh dalam waktu 1 jam.

Dari informasi yang saya dapat, Kampung Gedong dihuni warga Tionghoa yang nenek moyangnya merupakan suka Haka dari daratan Tiongkok. Lebih 10 tahun lalu saya pernah mampir di Kampung Gedong saat perayaan hari raya Imlek. 

Warga setempat menggelar berbagai atraksi seni budaya, sehingga terasa di daratan Cina. Mulai dari Barong Sai hingga atraksi Sogokong, seperti dalam film Kungfu Cina. 


Itu sudah lama sekali, tidak tahu apakah tradisi itu sekarang masih tetap dipertahankan. Sepengetahuan saya, sudah lama tidak ada lagi undangan kegiatan pagelaran seni budaya dalam ritual yang digelar warga Kampung Gedong.

Jalan jalan tanah menuju kampung Gedong (dokpri)
Jalan jalan tanah menuju kampung Gedong (dokpri)
Setelah lama tidak menginjakkan kaki di Kampung Gedong, kali ini saya datang kembali untuk melihat desa yang sudah menjadi desa wisata. Mobil yang membawa kami melalui jalan tanah yang berdebu. 

Terlihat papan pengumuman untuk  warga dari luar Kampung Gedong yang datang dalam waktu 2 x 24 jam agar melapor kepada ketua RT dalam kondisi papannya sudah roboh. 

"Katanya desa wisata, kok seperti tidak terurus," bisik saya di dalam hati.

Dokpri
Dokpri
Kami pun tiba di Kampung Gedong. Tampak rumah warga setempat dengan beberapa rumah tua yang sudah berusia ratusan tahun masih dipertahankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun