Setiap malam telah dijadikan tumbal lelaki yang tak mampu bertahan dalam sepi. Setiap malam selalu mendapatkan setangkai mawar yang sudah layu diletakkan di samping cangkir keramik yang berisikan kopi. Ini bukan ritual lelaki menolak sepi, tetapi mawar misteri pengirimnya tidak diketahui.
Entah malam yang keberapa? Kembali mawar tergeletak di samping cangkir berisikan kopi yang belum diseruput karna tak sanggup menahan panas yang tak seberapa. Mawar masih segar belum layu, berarti belum lama pengirimnya tak jauh dari situ. Tak lama setelah itu, datang lelaki bersuara lembut merayu. Malam menggelepar, lelaki tertipu.
Sungailiat, 20 Agustus 2019