Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tumbal Lelaki, Lelaki Tertipu

20 Agustus 2019   20:45 Diperbarui: 20 Agustus 2019   20:46 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap malam telah dijadikan tumbal lelaki yang tak mampu bertahan dalam sepi. Setiap malam selalu mendapatkan setangkai mawar yang sudah layu diletakkan di samping cangkir keramik yang berisikan kopi. Ini bukan ritual lelaki menolak sepi, tetapi mawar misteri pengirimnya tidak diketahui.

Entah malam yang keberapa? Kembali mawar tergeletak di samping cangkir berisikan kopi yang belum diseruput karna tak sanggup menahan panas yang tak seberapa. Mawar masih segar belum layu, berarti belum lama pengirimnya tak jauh dari situ. Tak lama setelah itu, datang lelaki bersuara lembut merayu. Malam menggelepar, lelaki tertipu.

Sungailiat, 20 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun