Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Subuh

20 Agustus 2019   04:45 Diperbarui: 20 Agustus 2019   04:56 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Subuh,membuat angin kemarau luluh. Setelah azan berkumandang jauh hingga ke pegunungan yang telah dibuat kemarau lumpuh. Gunung tak lagi memiliki air, pohon telah kering akan diterkam api. Hutan jadi mencekam, bila semakin kuat panas bumi.

Azan subuh telah menyindir ngantuk, lebih baik sholat meuju masjid yang telah menunggu. Kemarau jangan disalahkan, kuatkan saja untuk menunaikan rukun yang wajib. Unggas beradu dengan suara azan dalam kokok yang tertib.

Rumput hijau, semakin menghijau. Wangi bunga di taman yang baru mekar, terus menjalar. Subuh telah menguatkan pagi, hari ini bertebaran rezeki, katakan kepada diri sendiri bahwa matahari pagi adalah kekuatan yang tak bisa diabaikan ketika memulai hari. Selamat pagi kawan, kita sudah berada di hari baru, karenanya jangan menunggu.

Sungailiat, 20 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun