Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Wangi Melati

19 Agustus 2019   23:45 Diperbarui: 19 Agustus 2019   23:58 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menyebar wangi melati, bunga yang masih bertahan di tengah kota yang masih sepi. Kota yang kehilangan aura setelah penggusuran karena pemekaran jalan yang kehilangan tepi. Trotoar jalan telah dikalahkan pedagang kaki lima, yang menyingkirkan pejalan kaki.

Harum melati, tak ditemukan sekuntum melati. Wanginya menyebar hingga menakutkan sepi. Tak ada kebun bunga tumbuh melati. Juga tak ada kuburan yang baru ditaburkan melati. Semakin sepi, kota seperti kota mati.

Wangi melati, perlahan kehilangan wangi. Seteah kota tak lagi sunyi mulai ramai para peronda yang memencahkan sepi. Kemana wangi Melati? Tak ada yang berani mencari.

Sungailiat, 19 agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun