Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Malam (2)

18 Agustus 2019   23:46 Diperbarui: 18 Agustus 2019   23:58 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini tanpa embun, karena kemarau begitu kejam. Panas siang masih tersimpan hingga malam, tak membuat embun basah burung Cebuk pun terdiam.

Malam kemarau, telah membuat lelaki sendiri risau. Ia menepis tuduhan, sedang galau. Angin malam telah membuat kering, hingga bibir hanya basah sesaat. Telah tergoda rayuan jahat. Malam telah tercemari maksiat.

Lelaki bersembunyi di tengah malam. Mulutnya telah bungkam, diminta untuk diam. Tapi ia tak mampu menyimpan rahasia, telah membuat gempar malam ia telah ingkar janji dengan diam-diam.

Sungailiat, 18 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun