Belum genap 24 jam, kembali kujamah lahan gersang yang telah dibuat sekarat kemarau. Semakin parah tanah, hilang titik air membuat suara parau. Angin kering mengangkat debu, mengeringkan sungai membuat ikan menggelepar. Tapi semakin membuat tebing lembut semakin kuat tak bergetar.Â
Kemarau dini hari membuat embun hilang, seperti berada di padang gersang. Penyanggah tanah tak ada lagi tiang. Pohon menjadi ranting, bagaikan tulang-belulang. Sebentar lagi terbakar yang kembali menumpuk debu. Kemarau sedang senyum tersipu, setelah mendapat tempat dalam kurun waktu tak tentu.Â
Sungailiat, 14 Agustus 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!