Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Terpenjara Lelah

15 Juli 2019   22:48 Diperbarui: 15 Juli 2019   22:54 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika otak tersekat, tak ada yang bisa terungkap. Sudah satu hari terdiam tanpa bisa apa-apa seperti mulut tersekap. Tapi otak belum mati, hanya diselubungi awan gelap ditengah kemarau yang mulai kalap. Telah membakar malam sehingga tak ada lagi embun yang bisa didekap. Malam mulai gersang ketika bulan telah menjadi matahari. Malampun telah dibuat telanjang karena panas semakin meninggi.

Bukan karena kemarau yang telah menyekap, tapi karena memang tak ditemukan kata-kata untuk mengungkapkan rasa. Telah datang ke pantai, untuk mendapatkan kata. Telah datang ke hutan, untuk mendapatkan rasa. Telah datang ke sungai, untuk mendapatkan cinta. Tetap saja tak bisa. Ketika ide terpenjara lelah. Tak kan menyerah. 

Sungailiat, 15 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun