Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Depati Amir Menjadi Pahlawan Nasional Sedang Diperjuangkan Masyarakat Bangka Belitung

14 September 2018   19:38 Diperbarui: 14 September 2018   19:54 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan masyarakat provinsi kepulauan Bangka Belitung untuk menjadikan Depati Amir sebagai pahlawan nasional belum selesai. Tahun 2018 ini perjuangan itu dilakukan tim, menyusul perjuangan sebelumnya tahun 2004 dan tahun 2007. Tahun ini Bangka Belitung mengusulkan 2 nama, selain Depati Amir ada nama Hananjudin. Kalau Hananjudin dari pulau Belitung, sedangkan Depati Amir dari pulau Bangka. Keduanya saat ini diabadikan sebagai nama bandara Depati Amir di Pangkalpinang dan bandara Hananjudin di Tanjung Pandan. 

Salah satu anggota tim Ali Usman mengatakan, perjuangan terus dilakukan melalui Kementerian Sosial dan tim yang memberikan penilaian. Upaya memperjuangkan mengusulkan nama Depati Amir menjadi pahlawan nasional dengan pendanaan dari sejumlah tokoh Bangka Belitung dan PT Timah Tbk.  Ali mengharapkan tahun 2018 ini Depati Amir yang sudah 3 kali diusulkan,semoga usulan untuk yang ke tiga kalinya dapat disetujui pemerintah. 

Gema untuk mengupayakan Depati Amir menjadi pahlawan nasional tahun ini lebih gencar. Diantaranya yang dilakukan dengan membagikan buku saku tentang perjuangan yang dilakukan Depati Amir melawan penjajahan hingga ia diasingkan dan meninggal dunia di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pembagian buku saku tentang perjuangan Depati Amir dilakukan Ali Usman ketika perayaan 1 Muharam 1440 H di Kelurahan Kenanga, Sungailiat, kabupaten Bangka, 11 September 2018 lalu kepada pengunjung yang hadir diperayaan itu. Termasuk saya juga kebagian buku saku itu. 

Pembagian buku saku tentang perjuangan Depati Amir sebagai upaya memperkenalkan kepada masyarakat tentang sosok Depati Amir. Diakui banyak yang belum mengetahui tentang Depati Amir, apa lagi sekolah - sekolah di Bangka Belitung kurang memiliki muatan lokal. Jangankan tentang sejarah Bangka, bahasa daerah Bangka Belitung saja tidak diajarkan di sekolah. 

Melalui momentum gencarnya sosialisasi yang dilakukan juga dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa Bangka Belitung memiliki pejuang yang dengan beraninya melawan kolonial Belanda. Sebelumnya saya mengetahui Depati Amir dari almarhum kakek yang bercerita tentang kesaktian dan keberanian melawan penjajah. Namun akhirnya tertangkap, sama halnya dengan pejuang kemerdekaan lainnya yang ditangkap Belanda karena penghianatan. Demikian pula dengan Depati Amir, ia juga dikhianati. Setidaknya dengan adanya buku saku tentang Depati Amir yang dibagikan secara gratis dapat menambah wawasan warga setempat. Selama ini hanya mengetahui nama Depati Amir sebagai nama jalan, selain nama bandara. 

Ketika perayaan 1 Muharam lalu di Kenanga, Bangka, gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  turut mendo'akan agar Depati Amir dapat di tetapkan sebagai pahlawan nasional dan diaminkan ratusan undangan yang hadir dalam perayaan tersebut. 

Dokpri
Dokpri
Dikutip dari buku saku "Riwayat Hidup dan Perjuangan Depati Amir" yang ditulis oleh : Drs. Akhmad Evian menyebutkan, Amir menjadi Depati pada tahun 1830 M menggantikan ayahnya Depati Bahrin di daerah Jeruk. Jabatan Depati tersebut kemudian diperkuat oleh pemerintah Hindia Belanda atas daerah Mendara dan Mentadai yang berjarak sekitar 1,5 pall dari Mendara karena ketakutan pemerintah Belanda akan pengaruh Depati Amir yang besar dihati rakyat. Amir pada saat ayahnya Bahrin menjadi Depati, bersama dengan sekitar 30 orang pengikutnya pernah menumpas para perampok yang mengganas di perairan Pulau Bangka dan memulihkan keamanan serta ketentraman rakyat. 

Jabatan Depati yang diberikan Belanda kepada Amir atas daerah Mendara dan Mentadai kemudian ditolaknya, akan tetapi gelar dan sebutan Depati kemudian tetap melekat pada diri Amir karena Amir keturunan seorang Depati dan kecintaan rakyat Bangka kepadanya, disamping kehendak kuat rakyat Bangka yang membutuhkan figur pemimpin. 

Perjuangan rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir dimulai sejak penolakan jabatan Depati yang diberikan pemerintah Hindia Belanda kepadanya pada tahun 1830 M.  Perlawanan rakyat Bangka dipimpin Depati Amir disebabkan oleh penjajah Belanda yang penindasan terhadap rakyat Bangka menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan yang luar biasa bagi rakyat. Pemerintah Hindia Belanda menetapkan kebijakan menyatukan administrasi pemerintahan atau bestuur) dan administrasi pertambangan, penyatuan ini menyebabkan kepincangan karena pejabat - pejabat pemerintah kolonial Belanda lebih mementingkan urusan pertambangan yang dinilai lebih menguntungkan bagi kepentingan pribadi dari pada memperhatikan kepentingan masyarakat. 

Sosok pahlawan dari pulau Bangka ini, bernama Amir dengan gelar Depati  panggilan Depati Amir, profesi pemimpin perjuangan rakyat Bangka calon pahlawan nasional, tempat lahir Mendara pulau Bangka, tahun lahir 1805 M, tempat meninggal Kupang NTT, tahun meninggal 1869 M, nama ayah Depati Bahrin bin Depati Karim atau dipanggil Bahren. Nama ibu Dakim dan nama istri Janur. 

Semoga Depati Amir tahun 2018 ini mendapat gelar pahlawan nasional. Hingga saat ini belum ada pejuang dari Bangka Belitung yang menjadi pahlawan nasional. 

Salam dari pulau Bangka. 

Rustian Al Ansori 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun