Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rusman: Artikel "Ingat Ratna Sarumpaet, Ingat Kisah Dewi Gendari"

2 Maret 2019   07:59 Diperbarui: 31 Maret 2019   01:29 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda tahu Dewi Gendari? Ia adalah kakak perempuan Sengkuni alias ibunya para Kurawa. Sama dengan adiknya, Dewi Gendari orangnya licik, akalnya banyak. 

Kreatif memang tapi di dalam hatinya selalu dipenuhi dengan rasa dendam, rasa iri dan dengki. 

Akibatnya hidupnya sering apes (sial) karena langkah-langkahnya tidak direstui oleh Allah SWT.

Syahdan, suatu hari di negeri Astina akan diadakan upacara ngunduh mantu oleh Sang Raja, yaitu Prabu Kresna Dwipayana.

Cara yang digunakan sangat unik, yaitu semua calon menantu yang terdiri tiga gadis boyongan yang didapatkan oleh Pangeran Pandu diminta berdiri berjajar.

Mereka adalah Dewi Kunti, Dewi Madrim dan Dewi Gendari. Lalu Raden Drestarasta kakaknya Pandu dipersilahkan memilih lebih dulu mana yang dikehendaki.

Konon Sengkuni yang licik segera usul kepada kakaknya agar nanti saat upacara Dewi Gendari mengenakan pakaian yang compang camping dan kain penutup mata.

Sengkuni memperkirakan nanti Raden Drestarasta yang buta itu akan memilih dengan cara "nggrayang" lebih dulu (meraba-raba) tubuh ketiga gadis itu.

"Kalau kakang mbok memakai baju yang lusuh compang camping dan berpura-pura menutup mata seperti orang buta, maka aku yakin kakang mbok tidak akan dipilih oleh si anak raja yang buta itu, "kata Sengkuni kepada kakaknya "jangan lupa, saat dia meraba-raba tubuh kakang mbok bisikkan di telinganya bahwa kangmbok adalah gadis miskin yang buta agar tidak dipilih sebagai istrinya. Dan itu berarti kangmbok akan menjadi istri Pangeran Pandu si calon raja, hi.. hi .. hik..."

"Kau memang adikku yang paling pinter," puji Dewi Gendari sambil mengacungkan dua jempolnya.

Begitulah, semua strategi telah dipersiapkan oleh kakak dan adik itu dengan ide-ide yang brilian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun