Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rusman: Cerpen, Warisan Sang Ayah

20 Januari 2019   23:13 Diperbarui: 4 Februari 2019   07:05 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kau harus segera berdampingan dengan seorang istri."

"Oh !" Tak sengaja mataku memandang ayah setengah terbelalak.

"Tidak ayah, aku belum punya calon yang sesuai," jawabku setengah memprotes.

"Aden !" Kata-kata ayah kali ini agak keras. Bahkan rasanya seperti membentakku, "seorang manajer itu pimpinan. Tentu harus ada yang mendampingi saat kau memimpin."

Betul juga, pikirku. Bagaimana nanti dengan para istri karyawanku.

"Aden sudah mengenal Sawitri, kan? Dia adalah gadis yang sangat sesuai untukmu?"

"Ooh..! Sawitri, yang asisten ayah itu!?"

"Betul anakku. Dia gadis terpelajar, cerdas, cantik juga. Mau apa lagi. Semua sudah ayah persiapkan."

Maka di benakkupun lantas terbayang seorang gadis yang tinggi semampai, berkulit kuning langsat dan berambut panjang. Pipinya dekik dengan alis yang tebal pula. Cantik sekali memang.

"Hai, Aden. Kok malah melamun!" Kata ayah bergurau sambil menepuk pundakku.

"Eeh, em ma'af.. ayah!" Jawabku tergagap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun