Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gila Burung, Salahkah?

15 September 2014   23:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:36 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14107735081816445467

[caption id="attachment_324150" align="aligncenter" width="300" caption="sumber :kumpulangambar.com"][/caption]

Selain hobi menulis, aku adalah seorang penggemar burung berkicau. Belum sampai dalam kategori maniak sih. Mendengar suara burung berkicau sambil menulis sebuah artikel atau novel adalah kebahagian tersendiri bagiku, Kicauan burung adalah suara penyemangatku. Cheerleader yang paling sexy pun masih kalah dengan suara murray yang ngerol, atau kenari yang memnggil manggil pasangannya untuk kawin.  Bila pagi hari ...empat ekor burung dirumah sibuk menyambut pagi sambil mengeluarkan suara indahnya. Aku yang lagi asik masyuk di depan laptop bertambah semangat. Hidup menjadi simple. love,write and birds.  Enjoy a life.

Menjadi penggemar burung adalah takdir alam. Sejak kecil, sejak kanak kanak aku mencintai semua binatang yang bisa jadi peliharaan. Keong, Jangkrik, ikan cupang, ayam lalu burung. Biarpun aku dibesarkan ditengah kota besar. Aku adalah bolang yang suka melanglang "rimbunnya" Jakarta. Aku masih ingat menjelajahi Jakarta -Bogor menggunakan kereta api. Waktu itu sedang ada ujicoba kereta listrik pertama di Indonesia. Gratis, asal mau. Dari stasiun senen sampai berujung di stasiun bogor. Turun di bogor lalu menjelajahi kota hujan itu. Menyambangi museum zoologi, botanical garden hingga mengintip rusa di depan istana bogor. Usiaku baru 11 tahun ketika itu.

Tak ada rasa takut. Kota Jakarta jangan ditanya. Lapangan banteng, Monas, Masjid Istiqlal , Pasar baru, Kabayoran, Mayestik hingga menyusuri jalan MH thamrin, Bundaran HI, Jalan Sudirman, Senayan hingga Jalan Gatoto Subroto dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Jakarta ketika itu tak seruwet sekarang. Tak semacet saat ini.

Uniknya biar aku masih SD, aku sering mengunjungi galeri seni , Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). sekedar menyaksikan pemaren lukisan, Foto hingga menonton drama.Aku senang seni seperti juga aku senang berpetualang. Jakarta seperti taman bermain bagiku. Setiap minggu aku mengunjungi perpustakaan balai pustaka yang berada dibelakang kementerian keuangan lapangan Banteng ketika itu.Sekarang sudah pindah di dekat terminal senen. Aku menjadi anggota perpustakaan itu, Membaca adalah hobi yang tak pernah lepas hingga kini. Sekarang ada 1000 judul buku di rumahku. Aku mencintai buku seperti juga aku mencintai burung berkicau.

Dulu, ketika itu aku masih duduk dikelas lima. Dengan bersepeda dari kemayoran tempat tinggalku aku menyambangi pasar burung pramuka. Dengan berbekal uang hasil tabungan. Burung pertama yang kubeli adalah jalak hitam atau jalak kebo. harganya sekitar Rp 3,500. Itulah burung pertamaku.

Kini setelah aku dewasa. Hobiku itu tak pernah luntur. Sebagai penggemar burung berkicau , aku menyadari bila hobiku ini bisa menggangu populasi burung di alam. Bayangkan berapa banyak burung yang ditangkap demi memenuhi  hobi seorang penggemar . Dalam satu tayangan di televisi aku menyaksikan bagaimana cara burung ditangkap lalu diperjualbelikan dipasar burung hingga kios kios burung . Perburuan burung dialam harus dikurangi malah kalau bisa harus dihentikan. Maka , aku setuju dengan penggemar burung di Indonesia yang mulai menangkarkan burung. Kini sudah banyak burung hasil tangkaran yang dijual di pasar burung. Upaya ini bagus untuk mengurangi perburuan burung di alam liar.

Menjaga alam dan isinya adalah mutlak dilakukan bila tak ingin bencana dan kepunahan itu datang. Jangan sampai anak cucu kita hanya dapat melihat burung dari gambar karena burung itu punah dari alam bebas. Aku pun hanya membeli burung hasil tangkaran . Ayo dengarkan kicaunya , Tapi jangan rusak populasinya. Seeetuuujuuuu......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun