Jawaban Jokowi untuk Kampanye Negatif Prabowo
Jakarta, 1 April 2018
Oleh: Syarwi Marboen
Tabayyun dan Tatsabbutlah, karena Presiden membutuhkan Tanoeconomics untuk menyelesaikan kondisi ekonomi bangsa
Beberapa hari terakhir ini, Partai Gerindra sedang kembali aktif dan agresif memposisikan diri sebagai oposisi pemerintahan Jokowi - JK.
Politisi Partai Gerindra Fadli Zon berkicau di akun media sosialnya, menyebutkan "kalau ingin bangkit dan jaya, RI butuh pemimpin seperti Vladimir Putin: berani, visioner, cerdas, berwibawa, gak banyak ngutang, gak planga plongo". Cuitan Fadli Zon langsung memicu kegaduhan di akhir pekan.
Seiring dengan Fadli Zon, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto juga bernada keras dalam orasinya di berbagai tempat di Jawa Barat. Yang menarik, Prabowo senantiasa mengusung topik yang sama: korupsi vs. kinerja pemerintah.
Salah satu pernyataan yang mengacu pada kondisi kekinian adalah orasi Prabowo di Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (30/3), yang menyebutkan "Korupsi di kita sudah sangat sangat parah. Di seluruh dunia ada korupsi, ya, mark up, mark up tahu kalian mark up? Tahu apa arti mark up? Mark up penggelembungan. Proyek nilainya Rp 200 juta dilaporkan nilainya Rp 500 juta".
Akibat orasi itu, berbagai komentar bermunculan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono membantah dan menjelaskan bahwa semua proyek investasi di kementeriannya adalah hasil lelang terbuka.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai orasi Prabowo sebagai hal biasa sebagai partai oposisi. Namun, Hendri berharap agar Prabowo dapat memberikan solusi bila kelak berkesempatan menjadi pemimpin.