Mohon tunggu...
Rusdi El Umar
Rusdi El Umar Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Batang-Batang

Sang petualang yang masih terus mencari hakikat kehidupan rusdiumar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Diskusi Publik "Menuju Sumenep Sejahtera" BEM STIT Aqidah Usymuni Sumenep

26 September 2021   08:32 Diperbarui: 26 September 2021   08:38 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA) Sumenep Jawa Timur, pada hari ini, Jum'at, 24 September 2021, melaksanakan pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Dalam acara ini sekaligus juga dilaksanakan diskusi publik dengan tema "Menuju Sumenep Sejahtera" dengan melibatkan nara sumber yang cukup berkompeten di bidangnya. 

Sedianya acara kemahasiswaan ini akan dimulai pada jam 13.00 WIB. Namun karena sesuatu dan lain hal, kemudian acara pelantikan sekaligus diskusi ini baru dimulai pada jam 14.00 WIB. Acara ini dilaksanakan di aula STITA yang berlokasi di area Pesantren Aqidah Usymuni, Tarate, Sumenep, Jawa Timur.

Acara diawali dengan pembukaan, pembacaan surah Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran. Berikutnya adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars STITA Aqidah Usymuni. Acara ini sebagai pemicu bagi mahasiswa untuk tetap bersemangat dalam komitmen persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Semangat menimba ilmu pengetahuan yang bermanfaat dengan lagu Mars SITATA Aqidah Usymuni.

dokpri
dokpri

Acara selanjutnya adalah sambutan atau prakata dari ketua panitia. Dalam hal ini disampaikan oleh Saudara Sahrani, yang dalam hal ini menyampaikan ungkapan rasa terima kasih atas kehadiran para undangan. Dan juga permohonan maaf jika dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak sebagaimana yang diharapkan. "Kami, para panitia, mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam pelaksanaan pelantikan dan diskusi terdapat hal-hal yang tidak kita harapkan," demikian Sahrani dalam sambutannya menyampaikan dengan singkat dan jelas.

Setelah prakata dari panitia, tibalah saatnya acara pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa. Dalam acara ini dibacakan ikrar bagi mereka yang terpilih menjadi bagian dari BEM periode 2021/2022. Dalam ikrar yang disampaikan, dijelaskan bahwa pengurus BEM akan menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab. Demikian juga, para pengurus BEM akan menjalankan amanah yang akan dipertanggung-jawabkan di hadapan hukum dan di hadirat Allah swt.

dokpri
dokpri

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa terpilih, Ahmad Efendi, dalam sambutannya menjelaskan sambil menyitir ungkapan Bung Karno, "Ada tiga aspek yang harus diperhatikan untuk mencapai kesuksesan, yaitu daya, dampak, dan dana. Jika ketiga aspek ini terpenuhi, maka kita akan mencapai kesuksesan yang kita inginkan," demikian Efendi menjelaskan sambil menutup sambutannya. Efendi juga berharap bahwa dalam kepengurusan yang baru diharapkan eksistensi STITA semakin baik menuju kepada eksistensi lembaga yang semakin maju.

"Menuju Sumenep Sejahtera" adalah topik diskusi publik yang diusung oleh BEM STIT Aqidah Usymuni pada kesempatan kali ini. Di dalam pemaparannya, Muhammad Iksan, S. Pd. MT, selaku plt. Kepala Dinas Kabupaten Sumenep, menjelaskan bahwa untuk mencapai kesejahteraan harus dibenahi SDM. "Sumber Daya Manusia adalah pokok utama yang harus dibenahi agar Sumenep sampai kepada kesejahteraan," demikian Bapak Iksan, yang juga merupakan Kepala Dinas Sosial di Sumenep menjelaskan.

Ada banyak hal yang disampaikan oleh Bapak Iksan, di antaranya wujud nyata Dinas Kabupaten Sumenep dalam rangka kesejahteraan lembaga pendidikan secara umum, adalah Program Sekolah Penggerak. Selain itu, menurut Bapak yang humoris ini mengatakan, "Saat ini diusulkan Bantuan Sosial Guru Non-ASN se Kabupaten Sumenep." Menurut Beliau rancangan bantuan ini merupakan terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan. Dan masih ada program lainnya, seperti Dana Alokasi Khusus untuk gedung pendidikan, pendidikan dan pelatihan, serta program-program pendidikan lainnya.

Selanjutnya, pemateri II pada diskusi publik kali ini, Muzanni, S. Fil. I, memaparkan kesejahteraan terkait dengan kemahasiswaan dan generasi muda. Menukil dari pidato Presiden Joko Widodo, "Generasi muda harus berani berubah, kemudian mengubah," demikian Muzanni menjelaskan. Artinya, sebagai mahasiswa dan generasi muda kita harus melakukan perubahan terhadap diri sendiri. Tentu seja perubahan kepada kebaikan demi tercapaianya nilai sejahtera baik secara individu maupun masyarakat secara luas.

Masih manurut Muzanni, "Hidup yang tidak pernah direnungkan adalah hidup yang tidak perlu dijalani," demikian menurut Wakli Ketua Ansor Sumenep ini menukil ungkapan dari Socrates. Artinya bahwa kehidupan itu sendiri harus dipikirkan dan diupayakan untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan secara komprehensif. Sebagai mahasiswa, masih menurut Muzanni, harus berbenah diri dalam segala aspek menuju kebahagiaan. Lebih jauh dikatakan, bahwa mahasiswa harus memiliki kecerdasan akademik, kecerdasan kolektif agar mampu membaca peradaban untuk mencapai kesuksesan (kesejahteraan).

Terkahir, Muzanni yang dasar akademiknya filsafat Islam ini mengutip ungkapan Ali bin Abu Thalib, "Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir." Sehingga sebagai generasi muda harus berdaya upaya untuk mengalahkan kebatilan dengan organisasi yang terarah kepada nilai-nilai kebaikan.

Terakhir adalah pemaparan penyanyi III yang dalam hal ini disampaikan oleh Dr. Bahrur Rozi, M. Hum. Dalam penjelasannya, Bahrur Rozi yang merupakan dosen tetap di STITA ini menjelaskan terkait makna atau arti sejahtera itu sendiri. "Sejahtera, sebagaimana dijelaskan di dalam KBBI adalah aman sentosa, makmur, dan selamat dari berbagai gangguan." Tidak terpaku pada wacana konsep, Bahrur Rozi menjelaskan bahwa sejahtera itu sendiri meliputi berbagai aspek. "Sejahtera dapat meliputi kebahagiaan ekonomi, beribadah, beragama, dan kebahagiaan spiritual lainnya."

Lebih lanjut, Bahrur Rozi mengatakan bahwa untuk merumuskan sejahtera dalam ranah konkrit memerlukan bahasan yang lebih mendalam. Ada banyak variabel yang harus diusung sebagai bahasan untuk mencari rumusan yang sesuai dengan kearifan lokal Sumenep. Kemudian sosok yang tegas ini mengatakan, "Seharusnya pemerintah mendatangkan apa yang diinginkan masyarakat, bukan menghadirkan apa yang diinginkan pemerintah." Jadi untuk mencapai sejahtera harus melihat apa yang dikehendaki oleh masyarakat khususnya di Sumenep.

Selanjutnya, Bahrur Rozi menjelaskan bahwa untuk mencapai sejahtera secara individu maupun kelompok harus berdiri di atas pondasi kemandirian diri sendiri. Selam masih bergantung kepada orang lain, maka kesejahteraan itu hanya omong kosong dan tidak mencerminkan kesejahteraan. Oleh karena itu berdikari dalam segala aspek merupakan modal utama untuk mencapai kesejahteraan.

Demikian jalannya acara pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa STITA dan diskusi publik dengan tema Menuju Sumenep Sejahtera. Dalam kanal diskusi yang dikomandoi (moderator) oleh Khairur Rasyidi, S. Pd. dari PKC PMII Jawa Timur ini, berjalan sangat baik. Antusiasme peserta dari awal hingga akhir diskusi cukup apresiatif.

Sebagai bagian dari nilai akademik, acara diskusi semacam ini perlu diagendakan untuk mendorong semangat dialogis di sebuah kampus. Diskusi ini pun diakhiri dengan tanya jawab dari peserta dan terjadi dialog yang begitu hidup dan bersemangat. Puncaknya, kami merasa mendapat pengetahuan bagaimana seharusnya managemen sejahtera untuk diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wallahu A'lam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun