Sejak menyandang single parent, saya lebih fokus pada pekerjaan dan kegiatan sosial kemasyarakatan, berorganisasi dan aktif pada majlis taklim. Bagi saya dengan berkegiatan pikiran lebih terbuka dan melupakan kesedihan.
Dengan gaji guru tiap bulan dan gaji pensiun saya memenuhi kebutuhan hidup dan biaya kuliah anak-anak. Saya bisa memilah dan memilih mana kebituhan mendesak dan mana yang harus ditangguhkan. Biaya kuliah adalah kebutuhan yang urgen yang harus saya utamakan.
Saya cukup menikmati kehidupan saya yang baru, setiap keputusan yang sebelumnya harus berizin pada suami, sekarng tidak lagi. Anak-anak sudah cukup dewasa sehingga saya bisa mengajaknya untuk berdiskusi bersama.
Misalnya saat saya akan mengadakan persiapan mantu, semua sudah cukup dengan anak-anak. Alhamdulillah mereka bisa diajak musyawarah dan berdiskusi. Anak sulung sudah bekerja, dia masuk CPNS tahun 2022, setahun setelah almarhum suami pulang kerahmatullah.
Tuhan Maha Bijaksana atas segala takdirnya. Pasca suami meninggal Allah memberikan hadiah dengan masuknya anak sulung menjadi ASN. Hidup sekadar menjalankan takdir, menerimanya adalah sebuah keniscayaan.
Duka dan bahagia adalah takdir yang berganti. Saya yakin Tuhan telah merencanakan yang terbaik, apapun yang terjadi adalah kehendaknya. Dia adalah penentu nasib semua mahluknya.
Sudah lima tahun saya menjalani single parent, bahkan saat ini saya telah bercucu. Anak saya yang kedua sudah menyelesaikan kuliahnya. Sekarang saya tinggal membiayai si bungsu yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat ini dia duduk kelas 5 Sekolah Dasar.
Berikut ini sikap yang sebaiknya dimiliki seorang single parent
Mampu menjaga diri
Seorang single parent akan selalu ada godaan dari pihak lain, utamanya para pria yang sengaja atau tidak sengaja menggoda. Baik serius maupun hanya berkelakar yang sifatnya gurauan. Untuk itu tetap bersikap sopan dan mengambil sikap tegas supaya tetap terhormat.